Oleh karena itu, kita langsung menganggap apa yang dikatakannya benar. Sementara saat orang 'biasa' menyanggahnya, ia dikatakan salah.
Padahal yang harus diutamakan dalam berlogika adalah isi dari argumennya, bukan sosok yang mengutarakannya.
Hal ini sangat kontradiktif karena manusia?tanpa memandang status?bisa saja melakukan kesalahan saat berbicara.
Oleh karena itu, objektivitas dan daya kritis dalam melihat argumen harus lebih dulu diprioritaskan.
Kesesatan berpikir lainnya adalah post hoc ergo propter hoc, yaitu ketika seseorang menyalahkan sesuatu hal sebelum peristiwa atau kejadian terjadi.
Misalnya, saat sedang berkunjung ke rumah teman, kemudian turun hujan. Akan tetapi, yang disalahkan karena hujan itu turun adalah orang yang datang berkunjung.
Padahal, hal tersebut hanyalah suatu kebetulan yang tak dapat dijelaskan secara rasional.
Jadi juga menambahkan bahwa untuk menghindari kesesatan berpikir, diperlukan sikap yang bijak, tidak sombong, dan bersedia untuk mendengar opini orang lain.
Selain itu, kita juga harus memandang semua orang setara sehingga tak akan ada paksaan bahwa argumen kita yang paling benar.
Manfaat menggunakan logika dalam kehidupan
Apabila telah memahami logika secara mendasar, perlahan kita akan merasakan manfaatnya.
Secara tak langsung, pikiran akan lebih terbuka karena siap untuk menerima perbedaan argumen.
Dengan begitu, kita juga akan meningkatkan rasa empati karena menghargai setiap jawaban-jawaban dari orang lain.
Selain itu, dengan logika, kita juga dapat melihat permasalahan dari sudut pandang luas sehingga solusi akan ditentukan untuk jangka waktu lama.
Untuk mencari solusi, diperlukan pertimbangan matang terhadap berbagai aspek. Oleh karena itu, solusi tersebut kemudian ditinjau kembali apakah sudah sesuai atau belum untuk menyelesaikan masalah.