Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2022, 11:09 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Sejak merebaknya Covid-19, kita semua menjadi akrab dengan istilah pandemi.

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.

Istilah ini memang dipakai untuk menggambarkan seberapa jauh suatu penyakit atau patogen telah menyebar dalam suatu wilayah geografis atau populasi.

Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Tak Pernah Terinfeksi Covid-19 Selama Pandemi?

Selain pandemi, sebenarnya ada istilah lain yang juga berkaitan yakni endemi dan epidemi.

Dalam beberapa kesempatan, sejumlah pakar kerap menggunakan kata ini untuk menyampaikan uraiannya.

Namun apa perbedaan dari ketiga kata ini?

Pandemi, endemi, epidemi: beda makna dan situasi

Pandemi, endemi maupun epidemi memiliki makna dan cakupan wilayah yang berbeda.

Namun ketiga kata ini tidak menggambarkan tingkat keparahan suatu penyakit.

Sebaliknya, istilah tersebut menggambarkan prevalensinya yang berarti bahwa yang satu secara inheren tidak lebih buruk dari yang lain.

Misalnya, penyakit endemik dapat menghancurkan masyarakat dan ekonomi. Istilah tersebut menunjukkan bahwa tingkat penyakit tetap stabil, bukan jumlah kasus.

Baca juga: Ilmuwan Peraih Nobel Prediksi Epidemi Covid-19 Akan Cepat Berakhir

Pandemi bisa saja lebih ringan, karena menyebar dengan cepat ke banyak daerah tetapi tidak menyebabkan penyakit parah atau kematian.

Sebaliknya, epidemi bisa parah, menyebabkan penyakit dan kematian yang signifikan pada sebagian besar orang yang terkena dampaknya.

Apa yang dianggap kondisi yang terburuk tergantung pada parameternya.

Dalam hal skala, pandemi adalah yang terbesar dan memiliki potensi terbesar untuk menyebabkan gangguan di seluruh dunia.

Endemi

Dikatakan endemi jika penyakit tersebut selalu ada di seluruh wilayah atau populasi tertentu. Prevalensi penyakit ini tetap cukup stabil dan dapat diprediksi dari waktu ke waktu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com