Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui, 5 Makanan yang Rentan Terkontaminasi Bakteri Salmonella

Kompas.com - 13/04/2022, 10:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Para peneliti menemukan fakta, 85 persen penyebabnya diketahui berasal dari cara restoran atau fasilitas katering yang menyiapkan makanan dengan cara tidak higienis.

Baca juga: BPOM: Peredaran Coklat Kinder Dihentikan Sementara, Sampai Tak Terbukti Mengandung Salmonella 

3. Susu yang tidak dipasteurisasi

Setiap produk olahan susu diperlukan proses pasteurisasi agar lebih aman dikonsumsi.

Proses pasteurisasi adalah pemanasan cairan atau bahan makanan pada suhu tertentu yang bertujuan membunuh mikroorganisme berbahaya.

Pada tahun 1993 dan 2006 sempat terjadi 1.500 kasus akibat keracunan makanan, 202 rawat inap dan dua kasus kematian.

Semua itu disebabkan karena orang-orang mengonsumsi produk susu termasuk susu segar mentah dan keju yang tanpa melewati proses pasteurisasi.

Bermacam produk susu yang tidak dipasteurisasi berisiko 150 kali lebih tinggi menyebabkan keracunan makanan.

Beberapa bakteri pada produk susu yang dapat terbunuh melalui proses pasteurisasi adalah bakteri brucella, campylobacter, cyrptosporidium, E.coli, listeria dan bakteri salmonella.

4. Telur

Meski telur dianggap sebagai makanan kaya nutrisi dan serbaguna, tapi telur bisa menjadi sumber keracunan makanan jika dikonsumsi mentah atau setengah matang.

Perlu diketahui, telur dapat membawa bakteri salmonella dari induk ayam melalui cangkang telurnya.

Untuk mengurangi risiko keracunan makanan, hindari mengonsumsi telur dengan cangkang yang retak atau terlalu kotor.

Jika memungkinkan, pilih telur yang sudah dipasteurisasi atau hindari mengonsumsinya dalam keadaan mentah.

5. Buah-buahan segar

Sejumlah buah-buahan juga memiliki risiko menyebabkan keracunan makanan akibat bakteri salmonella.

Pada prinsipnya sama seperti sayuran yang tercemar akibat disiram atau dicuci dengan air yang terkontaminasi.

Namun untuk beberapa buah yang tumbuh di tanah alias tidak menggantung pada dahan, berisiko tinggi tercemar bermacam bakteri.

Terutama pada blewah yang memiliki risiko tinggi karena kulit terluarnya kasar dan cenderung berjaring.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com