“Orang-orang ingin melihat diri mereka secara positif. Menemukan kesamaan antara diri sendiri dan orang jahat bisa jadi tidak nyaman," ujar Krause.
Ia bersama Derek Rucker yang merupakan rekan penulisnya mendapati bahwa rasa tidak nyaman sebenarnya dapat diatasi bila menempatkan orang jahat dalam konteks fiksi.
“Misalnya, orang yang melihat diri mereka sebagai orang yang licik dan kacau mungkin merasa sangat tertarik dengan karakter The Joker di film Batman."
"Sementara orang yang memiliki kecerdasan dan ambisi seperti Lord Voldemort mungkin merasa lebih tertarik pada karakter itu dalam serial Harry Potter, ” kata Krause.
Baca juga: Hati-hati, Tawa Tak Terkontrol Seperti Joker Tanda Masalah Mental
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.