Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Pola Pengasuhan yang Dapat Memengaruhi Psikologi Anak

Kompas.com - 14/05/2022, 07:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber Huffpost

Tida menutup kemungkinan keterampilan sosial anak juga buruk dan rentan terhadap penyalahgunaan zat di masa depan.

2. Authoritarian

Pola pengasuhan ini menitiberatkan pada perilaku anak yang harus sesuai dengan keinginan dan perintah orangtuanya.

“Pola ini dianggap ketat dan disiplin. Terjadi kurangnya fleksibilitas dan ada ekspektasi kepatuhan yang tinggi,” terang Robertson.

Pola pengasuhan authoritarian disebut Robertson juga dibarengi dengan rendahnya kedekatan emosional dan tingginya tuntutan.

Di sini, orangtua berusaha mengendalikan perilaku dan perkembangan anak mereka sehingga terkesan sangat disiplin.

Baca juga: Kritik Orangtua Terbukti Bisa Membekas di Otak Anak, Seperti Apa?

Walau anak dapat dikontrol, sayangnya anak akan sulit menerima lingkungan sosial dan menderita gangguan mental saat tumbuh.

Ia mencatat bahwa kombinasi pola pengasuhan ini dengan rendahnya kehangatan emosional dan tingginya tuntutan dapat terasa sangat ketat dan dingin.

“Hal itu disebabkan tuntutan tinggi tanpa iklim emosional yang hangat menciptakan kontrol perilaku dan juga kontrol psikologis," ujar Oriard.

Ia menyampaikan, kontrol psikologis jauh lebih keras dan menggunakan rasa malu dan rasa bersalah untuk memanipulasi anak.

3. Authoritative

Berbeda 180 derajat dengan authoritarian, pola pengasuhan authoritative justru lebih bersahabat bagi perkembangan anak.

Bagaimana tidak, si buah hati akan dihormati, didengarkan, dan diberi pilihan dengan kewibawaan orangtuanya.

Orangtua authoritative menetapkan harapan yang jelas dan memberikan struktur dan rutinitas tetapi tetap fleksibel,” jelas Robertson.

Jadi, tidak mengherankan bila pola pengasuhan satu ini adalah yang paling bermanfaat bagi perkembangan anak.

Baca juga: Pentingnya Orangtua Memahami dan Berempati daripada Menceramahi Anak

Di sisi lain, orangtua turut menciptakan iklim emosional yang hangat ditambah dengan tuntutan dan kontrol yang masuk akal.

Orangtua juga bisa merasakan manfaat positif karena dipandang sebagai sosok yang suportif dan perhatian oleh anaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com