Oleh: Alifia Riski Monika dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Pernahkah kamu mengalami panic attack? Atau justru pernah membantu orang lain mengatasi panic attack? Panic attack atau serangan kecemasan merupakan kondisi yang tak bisa dianggap sepele layaknya serangan panik biasa.
Jika dibiarkan begitu saja, panic attack bisa menimbulkan sensasi seperti terlepas dari diri sendiri.
Penyebab paling umum dari serangan panik adalah ketika stres menguasai seseorang. Serangan panik juga menimbulkan reaksi fisik seperti gemetar, mual, detak jantung cepat, sesak napas, berkeringat dan pusing.
Cara mengatasi panic attack dipaparkan oleh dra. Astrid Regina Sapiie, psikolog klinis dan CEO @dearastrid.id, melalui siniar Anyaman Jiwa yang bertajuk “Saat Mengalami Anxiety Attack Sendiria” hanya di Spotify.
Penting untuk kita mengenali dan belajar menaklukan panic attack. Hal ini bertujuan agar ketika hal tersebut menyerang kita suatu waktu, kita siap menghadapinya, kapanpun dan di manapun.
Profesor psikolog klinis dan sains terapan University of Bath, Profesor Paul Salkovskis mengatakan, penting untuk tidak membiarkan rasa takut dari serangan panik mengendalikan diri.
“Jika Anda mengalami serangan panik yang singkat dan tiba-tiba, akan sangat membantu jika ada seseorang yang menemani dan meyakinkan bahwa keadaan ini akan berlalu dan gejalanya tidak perlu dikhawatirkan,” ujar Profesor Salkovskis.
Membahas panic attack terkadang kita bingung membedakannya dengan anxiety attack. Sebenarnya kedua hal tersebut secara teoritik hanya berbeda dari segi waktu.
“Panic attack biasanya berlangsung sebentar, sekitar 5–10 menit, kalau anxiety attack terjadi agak lama bahkan bisa sampai setengah jam,” ucap dra. Astrid Regina Sapiie.
Tanda paling dominan yang timbul akibat serangan panik adalah sesak nafas, keringat berlebihan, dan badan gemetar. Banyak orang yang mengalami hal ini, merasa dirinya akan mati, bahkan seperti akan menghilang dari dunia.
Baca juga: 3 Cara Mengendalikan Serangan Panik
Cara mudah yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba fokus kembali ke dunia. Lihatlah sesuatu di sekitar dan fokus pada hal itu. Saat fokus pada hal tersebut, cobalah mulai untuk mengatur napas.
Tarik napas panjang dari perut secara perlahan, lalu hembuskan lebih pelan dari saat Anda menariknya. Lakukanlah beberapa kali.
Jika debar jantung sudah menurun dan keringan tidak keluar berlebihan, Anda bisa membuka mata sambil mengatakan kalimat sugesti, “oke, ngga papa ya, semua sudah selesai”.
Fokusnya adalah jangan kehilangan kendali pada diri sendiri. Serangan panik biasanya terjadi satu sampai dua kali setahun. Semua orang bisa mengalaminya, tak hanya terjadi pada mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental.