Kita akan mendekati kedua persoalan ini dengan pendekatan dikotomi kendali. Apakah yang dimaksud dengan dikotomi kendali?
Dikotomi kendali adalah ajaran filsuf aliran Stosisime yang mulai berkembang di Yunani pada abad ketiga sebelum Masehi dan kemudian merambah ke Romawi hingga ke berbagai belahan dunia.
Tokoh-tokohnya yang terkenal antara lain Zeno, Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius.
Dikotomi kendali yang merupakan bagian terpenting dari filosofi Stoisisme atau disebut juga dengan Stoikisme adalah kemampuan untuk membedakan mana hal-hal yang bisa dikendalikan dan mana yang tidak.
Dengan kata lain, filsafat ini memberikan panduan bagaimana memahami apa yang bisa dikontrol dan apa yang uncontrollable.
Dijelaskan, dalam kehidupan ini ada hal-hal yang bisa kita kendalikan atau kontrol, ada juga hal-hal yang berada di luar kendali atau di luar kontrol.
Yang perlu kita pikirkan dan usahakan hanyalah segala sesuatu yang ada dalam kendali kita saja. Jangan memikirkan atau merisaukan semua hal yang di luar kendali atau kontrol kita.
Beranjak dari kasus pegawai yang merasa sudah bekerja keras tapi tak mendapatkan promosi seperti diilustrasikan di atas, aspek dikotomi kendali ini bisa membedahnya.
Hal yang bisa dikontrol atau dikendalikan oleh pegawai tersebut adalah cara pandang terhadap permasalahan dan usahanya untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
Tetapi, bekerja dengan baik saja tidak cukup. Ada unsur subjektivitas penilaian terhadapnya oleh pimpinan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.