Jika anak pulang dengan pakaian, buku, mainan, barang elektronik, dan barang-barang lainnya yang sobek, rusak, atau hilang, gali lebih dalam.
Kemungkinan mereka jadi sasaran intimidasi karena pelaku bullying kerap merusak atau mengambil barang korbannya.
Banyak anak tidak akan benar-benar menggunakan kata "bullying" untuk menggambarkan apa yang mereka alami.
Perhatikan jika anak-anak mengatakan ada banyak “drama” di sekolah atau orang lain “bermain-main” dengan mereka.
Mintalah mereka untuk menggambarkan apa yang terjadi dan bagaimana perasaannya untuk memastikan hal tersebut.
Baca juga: Bullying Antar Saudara Pun Berdampak pada Kesehatan Mental
Anak zaman sekarang bergaul dengan temannya tak hanya di sekolah namun juga via media sosial, email, whatsapp, dll.
Jika ada perubahan perilaku ketika asyik di dunia maya, misalnya sedih atau mendadak kesal, bisa jadi ini tanda cyberbullying.
Meski dilakukan secara online, tindakan intimidasi ini juga bisa menyebabkan banyak dampak negatif termasuk cemas, depresi, rendah diri hingga bunuh diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.