KOMPAS.com - Publik dihebohkan dengan penganiayaan bayi yang dilakukan seorang ibu di Surabaya hingga tewas.
Jasad bocah berusia lima bulan itu lalu dititipkan ke neneknya lalu ibunya beserta suami, yang juga ayah dari si bayi, pergi ke Yogyakarta menghadiri acara kumpul-kumpul.
Baca juga: Aniaya dan Biarkan Jasad Bayinya Membusuk di Rumah, Ibu di Surabaya Pilih Hadiri Family Gathering
Belakangan, pelaku diketahui kerap melakukan penyiksaan pada bayinya, termasuk melemparnya dari tempat tidur.
Karena itu, petugas kepolisian akan melakukan pemeriksaan kejiwaan untuk mengetahui kondisi psikologis pelaku.
Wanita yang menjadi ibu menghadapi banyak tantangan sehingga bisa berdampak negatif pada kondisi mentalnya.
Kurang tidur, kondisi hormonal, dan sisi emosional yang berbeda ketika kelahiran buah hati komplikasi paling umum dari persalinan, termasuk pula risiko kecemasan dan depresi, berdampak pada satu dari 5 lima wanita.
Baca juga: Riset Ungkap Kaitan Ibu Depresi dan Anak Rewel
Meskipun diperkirakan satu dari lima wanita memiliki gangguan kesehatan mental ini, kebanyakan kasus tidak terdiagnosis sehingga jumlahnya diperkirakan lebih tinggi.
"Orang tua baru juga mengalami baby blues, yang secara formal tidak dianggap sebagai MMHD—hingga 80 persen wanita menderita hal ini dalam dua hingga tiga hari pertama pascapersalinan," kata Bridget Frese Hutchens, pakar kesehatan bersalin dari University of San Diego.
Jika tidak diobati, gangguan mental ini bisa berbahaya baik pada ibu, bayi maupun keluarga di sekitarnya.
Risikonya bahkan bisa menghilangkan nyawa dengan kecenderungan bunuh diri atau kekerasan pada anak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.