Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/06/2022, 14:42 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022 fokus pada penanganan kasus stunting di Indonesia.

Mengambil tema "Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting”, momentum ini dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan kasus stunting pada anak.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen.

Besaran ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya namun dianggap belum ideal.

Kasus stunting juga masih banyak terjadi di Pulau Jawa termasuk Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.

Baca juga: Perlunya Intervensi kepada Ibu untuk Mencegah Stunting pada Anak

Mengenali risiko dan gejala stunting pada anak

Dikutip dari situs resmi Kementeriaan Kesehatan, stunting adalah masalah kekurangan gizi yang tergolong kronis karena berlangsung dalam waktu lama.

Kondisi ini menyebabkan terjadi gangguan tumbuh kembang pada anak khususnya tinggi badannya yang lebih rendah atau pendek standar usianya.

Hal ini membuat tubuh anak terlihat kerdil dan tidak sebanding dengan teman sebayanya.

Baca juga: Cegah Stunting, Cukupi Kebutuhan Protein Hewani Balita

Banyak orang salah kaprah menganggap tubuh anaknya yang pendek merupakan pengaruh genetika sehingga tidak menyadari adanya gejala stunting.

Padahal faktor genetik tergolong kecil dibandingkan aspek perilaku, lingkungan sekitarnya dan pelayanan kesehatan yang bisa didapatkan.

Stunting bisa terjadi sejak janin berada dalam kandungan ketika asupan gizi ibu hamil kurang memadai.

Gejalanya biasanya lebih terlihat ketika anak berusia dua tahun meskipun kondisinya bisa dicegah.

Untuk itu, 1.000 hari pertama kehidupan anak harus dijaga dengan baik termasuk asupan nutrisinya dan hal lain yang penting.

Pastikan menjalakan pola hidup sehat dengan memastikan kebutuhan nutrisi dan gizi anak terpenuhi sesuai anjuran medis.

Banyak anak-anak yang menolak makan jenis sayuran tertentu seperti brokoli dan bayam. Unsplash/Tanaphong Toochi Banyak anak-anak yang menolak makan jenis sayuran tertentu seperti brokoli dan bayam.
Selain itu, pola asuh yang diterapkan oleh orangtua juga memengaruhi khususnya soal praktik pemberian makan bagi bayi dan balita.

Hal yang juga penting adalah mengetahui gejala stunting sejak dini agar anak segera mendapatkan penanganan.

Gejala yang harus diperhatikan antara lain:

  • Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
  • Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
  • Berat badan rendah untuk anak seusianya
  • Pertumbuhan tulang tertunda

Baca juga: Tips Menjaga Pola Makan Selama Liburan Menurut Ahli Gizi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com