Hasilnya, variasi genetik yang umum ditemukan di antara mereka yang tidak suka daun ketumbar terkait dengan sifat kebanyakan orang keturunan Eropa.
Studi lain dari 23andMe mengungkap, lingkungan dan budaya individu pun memegang peranan penting dalam kebencian individu terhadap ketumbar.
Temuan studi itu, sekitar 14-21 persen orang Asia Timur, Afrika, dan keturunan Kaukasia tidak menyukai ketumbar.
Sedangkan, hanya 3-7 persen orang Asia Selatan, Hispanik, dan Timur Tengah yang tidak menyukai ketumbar.
Perbedaan hasil yang mencolok ini tidaklah mengherankan, mengingat ketumbar adalah rempah-rempah populer dalam masakan tradisional di wilayah Asia Selatan, Hispanik dan Timur Tengah.
Perlu diketahui, daun ketumbar mengandung banyak manfaat kesehatan.
Daun ketumbar yang berwarna hijau tua mengandung antioksidan, minyak esensial, vitamin (asam folat, riboflavin, niasin, vitamin A dan C, beta-karoten) dan serat makanan.
Namun, jika kita tidak menyukai ketumbar untuk ditambahkan dalam masakan, ada rempah-rempah alternatif seperti peterseli. Bentuk daun peterseli relatif mirip dengan ketumbar, hanya saja rasanya sedikit lebih ringan.
Baca juga: 6 Manfaat Ketumbar untuk Kesehatan yang Seringkali Tidak Disadari
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.