Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Cara Tepat Jalin Hubungan dengan Anak Broken Home

Kompas.com, 20 Juli 2022, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Anak yang memiliki keluarga tak harmonis atau kerap disebut dengan broken home sering kali mendapat stigma negatif. Mereka dianggap mempunyai pengaruh buruk bagi lingkungan sekitar.

Stigma inilah yang akhirnya membuat anak broken home mendapatkan perlakuan tak menyenangkan. Terlebih, jika ada orangtua yang anaknya berpacaran dengan mereka. Orangtua pun jadi lebih khawatir.

Hal ini pun juga dialami oleh tokoh Nita dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Pacar Anakku Bermasalah Part 2”. Dikisahkan kekasihnya berasal dari keluarga broken home. Oleh sebab itu, ibu Nita pun khawatir akan masa depan anaknya.

Meskipun begitu, bukan berarti anak broken home tak boleh mendapat kasih sayang. Mereka juga berhak untuk mencintai dan dicintai. Oleh sebab itu, diperlukan kiat-kiat agar ketika menjalin hubungan, kita bisa lebih memahaminya dan tidak melukai perasaan mereka.

1. Ada Beberapa yang Menderita Trust Issue

Beberapa anak dengan keluarga kurang harmonis memiliki krisis kepercayaan. Ini disebabkan karena ia merasa telah dikhianati oleh keluarga secara berulang kali.

Sementara itu, kepercayaan adalah hal terpenting yang harus ada dalam suatu hubungan. Oleh sebab itu, jika menjalin hubungan dengan anak broken home, kita harus bisa menjaga kepercayaannya.

Kita bisa mulai mengajaknya berbicara seputar hal-hal yang meresahkan. Dari situ, buatlah kesepakatan yang nantinya bisa menjadi acuan dalam hubungan kalian. Hal ini dilakukan agar pasangan ingat dengan komitmen yang telah dibuat.

Baca juga: Cara Cerdas Hadapi Body Shaming

2. Terkadang Enggan Membicarakan Dirinya

Di awal-awal menjalin hubungan, terkadang anak broken home enggan membicarakan kehidupannya. Kita tentu akan merasa bahwa mereka telah mengetahui sepenuhnya tentang diri kita, tapi tidak dengan sebaliknya.

Ternyata, ini adalah hal normal yang terjadi dalam suatu hubungan. Seiring berjalannya waktu, ia akan lebih terbuka. Dengan catatan, kita harus siap sedia mendengarkan segala keluh-kesahnya.

Berikan ruang jika ia mulai membicarakan masalah hidupnya, terlebih persoalan seputar keluarga. Dengarkan dan berikan tanggapan positif agar mereka bisa lebih terbuka.

Mengetahui kehidupan masa lalunya bisa berdampak baik pada kepercayaan dalam hubungan.

3. Mereka Lebih Mandiri

Beberapa anak broken home lebih mandiri dari yang kita kira. Oleh sebab itu, jika sewaktu-waktu mereka tak menghubungi kita, itu bukan berarti lupa.

Secara teknis, anak broken home sudah dipaksa untuk mandiri di usia yang sangat muda. Tak jarang ia harus mengurus saudara hingga diri sendiri.

Namun, jangan biarkan hal ini terus-menerus. Tetap tanyakan bagaimana kabar dan kondisinya. Mulailah membuka percakapan agar ia merasa tak menanggung semua beban sendirian.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau