Atau, pasangan bisa mencoba kegiatan lain sebagai variasi yang selama ini belum pernah dicoba.
Sebagian pasangan mungkin merasa munculnya rasa bosan karena hubungan yang terjebak dalam kebiasaan disebabkan oleh ulah si doi.
Tidak mengherankan jika salah satu pasangan yang merasa "dirugikan" mengeluhkan hal ini dan meminta pasangannya untuk memperbaiki diri.
Namun, terapis pernikahan Michele Weiner-Davis, menyebut cara tersebut biasanya tidak berhasil.
"Karena kebiasaan dalam hubungan disebabkan oleh dua orang," kata Weiner-Davis.
Daripada menyalahkan orang lain, ia meminta pasangan untuk bertanya kepada diri sendiri terlebih dahulu.
"Tanyakan pada diri sendiri, 'Apa yang telah Saya katakan atau lakukan berulang-ulang tanpa hasil yang baik?'," Weriner-Davis.
Setelah pertanyaan itu dipikirkan, kemudian buatlah komitmen untuk melakukan sesuatu yang berbeda.
Edukator seks asal New York, Logan Levkoff, menyampaikan kita harus jujur dengan pasangan tentang perasaan yang terputus.
Perasaan itu penting untuk disampaikan mengingat doi mungkin saja tidak merasakan hal yang sama.
Di sisi lain, jujur tentang apa yang kita rasakan merupakan cara untuk meningkatkan kembali keintiman.
"Kita berharap pasangan dapat membaca pikiran. Tapi pengalaman pribadi dan profesional saya, konsep ini tidak masuk akal dna terus-menerus menjadi bumerang," ujar Levkoff.
Pasangan sebaiknya mengakui hubungan mereka terasa terputus dan salah satu di antaranya harus menyelesaikan perasaan ini.
Baca juga: 8 Cara Mengetahui Hubungan Percintaan yang Hanya Didasarkan Nafsu
Pasangan perlu mengidentifikasi kebutuhan, sifat, minat pribadi untuk membantu melihat satu sama lain terpisah dari hubungan.
Pasalnya hal tersebut dapat mengenali kebutuhan dalam hubungan yang juga berbeda.