KOMPAS.com - Seorang siswi asal SMA Banguntapan 1, Kabupaten Bantul, Yogyakarta mengalami depresi usai dipaksa memakai jilbab oleh gurunya.
Kasus bermula ketika korban dipanggil oleh gurunya ke ruangan Bimbingan Konseling pada hari kedua Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Di sana, siswi yang bersangkutan sempat ditanyai alasannya tidak memakai jilbab. Namun, pada akhirnya, kasus pemaksaan memakai jilbab terjadi.
HA, inisial ibu korban, mengatakan bahwa anaknya merasa dirundung alias di-bully oleh guru karena keputusannya tidak memakai jilbab.
Baca juga: Kasus Siswi SMAN di Bantul Dipaksa Mengenakan Jilbab, Kemendikbud Temukan Unsur Pemaksaan
Kasus pemaksaan jilbab tersebut memang bisa dikategorikan sebagai tindakan bullying yang dilakukan guru.
Dalam praktiknya, harus diakui ada oknum guru yang melakukan perundungan terhadap anak-anak yang dididiknya.
Hal ini tentunya bisa mengganggu kesehatan mental anak dan membuatnya enggan bersekolah.
Karena alasan itulah orangtua perlu melakukan sejumlah tindakan supaya anaknya terselamatkan dari bullying yang dilakukan guru.
Lantas, apa yang harus dilakukan oleh orangtua?
Dilansir dari Very Well Mind, berikut cara-cara yang bisa dilakukan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.