Riset tahun 2018 menemukan bahwa rata-rata, dokter menginterupsi pasiennya hanya dalam 11 detik dalam percakapan mereka.
Hal ini membuat pasien sulit untuk menyampaikan maksudnya ketika pertama kali menjelaskan keluhan.
"Selain itu, ketika seorang dokter menyela pasien, itu menandakan bahwa waktu mereka lebih berharga daripada pasien," kata Burgart.
Baca juga: Sulit Hamil, Kapan Perlu Konsultasi ke Dokter?
Kebanyakan dokter cenderung memburu-buru pasien yang sedang berkonsultasi dengannya karena keterbatasan waktu.
Namun itu bukan berarti kita tidak berhak mendapatkan perhatian penuh sehingga melewatkan detail yang penting tentang gejala atau riwayat medis di masa lalu.
Baca juga: Ketika Dokter Lakukan Gaslighting pada Pasien, Harus Bagaimana?
"Tidak selalu ada durasi yang disepakati secara universal yang ideal. Yang penting adalah Anda merasa seperti dokter telah mendengarkan Anda dan bekerja dengan Anda melalui berbagai pilihan pengobatan Anda," kata Burgart.
Medical gaslighting juga terjadi ketika dokter menolak membahas gejala yang kita alami, atau menganggapnya tidak penting.
Keengganan berdiskusi dua arah ini bisa menyebabkan kesalahan diagnosis atau penanganan yang tertunda.
Bias sosial seperti rasisme, gender dan meremehkan kecerdasan pasien juga bisa menyebabkan terjadinya gaslighting medis.
Sejumlah penelitian telah membuktikan keterlambatan diagnosis pada orang-orang dengan bias tertentu.
Jadi jangan terima begitu saja diagnosis dari dokter yang meremehkan gender, ras maupun aspek lain dari pasiennya.
Baca juga: Tips Konsultasi Dokter via Online agar Tetap Efektif
Dokter yang menilai jika keluhan kita hanya sekedar 'perasaan' saja atau mengada-ada berarti telah melakukan medical gaslighting.
Atau mereka cenderung menyalahkan kondisi kesehatan mental kita, bukannya menjalankan pengujian lebih lanjut untuk masalah fisik.
Hal ini sangat umum terjadi pada wanita, untuk keluhan menstruasi atau masalah reproduksi lainnya, kemungkinan karena kurangnya penelitian.
"Penyedia layanan kesehatan mungkin menganggap kurangnya bukti tentang kondisi wanita sebagai bukti bahwa tidak ada penyakit sama sekali," kata Burgart.
Baca juga: 7 Pemeriksaan Kesehatan yang Sebaiknya Dilakukan Jelang Usia 30-an