Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 19/08/2023, 11:52 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Heartburn, refluks asam lambung dan GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan gangguan sistem pencernaan yang berkaitan dengan asam lambung.

Ketiganya seringkali dianggap sebagai penyakit yang sama.

Padahal secara garis besar ketiga istilah tersebut memiliki arti yang berbeda.

Perbedaannya sebenarnya dapat dengan mudah dikenali sesuai gejala yang ditimbulkan.

Sayangnya, banyak yang masih luput memahaminya sehingga penanganannya juga kurang tepat.

Baca juga: Gejala Penyakit Refluks Asam Lambung yang Sering Diabaikan 

Perbedaan heartburn, refluks asam lambung dan GERD

Mencegah asam lambung naik di malam hariUnsplash / Y1024 Mencegah asam lambung naik di malam hari

Secara umum heartburn merupakan gejala dari refluks asam lambung yang naik ke kerongkongan.

Sensasi panas di dada termasuk salah satu gejalanya yang cukup mudah dikenali.

Sementara refluks asam lambung adalah kondisi yang ditandai dengan produksi asam lambung yang berlebih.

Kondisi tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan dan biasanya dapat hilang dengan sendirinya.

Namun untuk GERD, ini adalah kondisi penyakit yang ditandai dengan serangan berulang dalam jangka panjang yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan serius bila tidak ditangani dengan tepat.

Melansir Verywell Health, berikut perbedaan lebih jelasnya mengenai heartburn, refluks asam lambung dan Gerd.

Heartburn

Kondisi ini disebut heartburn tapi sebetulanya tidak ada hubungannya dengan penyakit jantung.

Heartburn adalah suatu kondisi yang ditandai dengan sensasi perih, panas seperti terbakar di dada.

Selain gejala tersebut, asam lambung yang naik ke kerongkongan juga menyebabkan sakit tenggorokan, sensasi asam atau pahit di mulut, kesulitan menelan hingga batuk kronis.

Penyebab heartburn dapat diakibatkan oleh adanya iritasi pada kerongkongan, sfingter esofagus yang melemah, gangguan motilitas saluran pencernaan yang mengakibatkan pengosongan lambung tertunda sampai hernia.

Ketika seserang mengalami penyakit yang satu ini, maka penanganan yang tepat adalah dengan mengidentifikasi penyebabnya.

Dokter akan menyarankan untuk menghindari makanan tertentu, meninjau aktivitas yang dilakukan, pakaian yang dikenakan hingga pemberian obat-obatan tertentu.

Baca juga: Memahami Perbedaan Heartburn, Refluks Asam Lambung, dan GERD 

Refluks asam lambung

Refluks asam lambung adalah gangguan pencernaan yang terjadi akibat isi lambung naik ke kerongkongan.

Penyebabnya adalah melemahkan sfingter esofagus bagian bawah yang memungkinkan makanan atau cairan lambung mengalir lagi ke atas dan mengiritasi kerongkongan.

Refluks asam lambung biasanya dipicu oleh kelompok makanan tertentu seperti kafein, peppermint, makanan berlemak, gorengan, cokelat, dan buah sitrus makanan pedas.

Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol juga bisa berdampak buruk.

Ilustrasi asam lambung tinggifreepik Ilustrasi asam lambung tinggi
Gejala refluks asam lambung mirip seperti heartburn, namun terkadang disertai dengan beberapa gejala sebagai berikut.

  • Perut kembung
  • Batuk kering
  • Bersendawa karena terlalu banyak gas di perut
  • Heartburn
  • Kesulitan menelan
  • Mual atau muntah
  • Sakit tenggorokan

Dalam menanganinya, kita perlu menjaga diri agar tidak lagi kambuh dengan perubahan gaya hidup, obat yang dijual bebas atau pengobatan alami.

GERD

Kondisi ini merupakan tingkatan lebih lanjut dari refluks asam lambung yang terus berulang.

Seiring waktu, asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat merusak sel-sel di area tersebut hingga menyebabkan penyempitan kerongkongan, peradangan dan perubahan genetik pada sel-sel yang melapisinya.

Baca juga: Cara Jitu Mengenali Nyeri Dada karena Gerd

Seseorang yang terkena GERD dapat merasakan gejala seperti berikut;

  • Nyeri dada atau perut
  • Batuk kering kronis
  • Mual dan muntah
  • Bau mulut
  • Kesulitan menelan
  • Suara serak
  • Mengi atau kesulitan bernapas
  • Sulit tidur

GERD sudah seharusnya diobati dengan penanganan yang tepat. Sebab, kondisi ini dapat memicu komplikasi serius termasuk kanker.

Seseorang yang menderita GERD dapat melakukan perubahan pada gaya hidup, mengonsumsi obat-obatan yang sudah diresepkan dokter atau melakukan keduanya untuk menghindari kekambuhan.

Baca juga: 5 Kebiasaan Makan yang Picu Penyakit Asam Lambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com