Hasilnya, para peneliti tidak menemukan perbedaan signifikan dalam perilaku atau kinerja kognitif di antara anak-anak "sensitif gula" yang diberi diet berbeda.
Zee-Cheng mengatakan ada belasan riset lain yang juga telah menyanggah anggapan bahwa gula membuat perilaku anak tak terkontrol.
Tubuh manusia, baik anak-anak maupun orang dewasa, bereaksi ketika kita mengonsumsi gula.
“Gula darah Anda akan naik dan kemudian pankreas Anda akan melepaskan insulin,” kata Zee-Cheng.
“Insulin Anda akan masuk dan memproses gula itu,” jelas Dr. Jill Wright, dokter anak di UNC Health.
Semakin tinggi kadar gulanya maka semakin singkat pula prosesnya di dalam tubuh.
Namun bukannya membuat lebih bersemangat, gula darah yang tinggi secara klinis ini akan membuat kita merasa tidak sehat.
Kadang kala, gula memang bisa menjadi sumber energi kilat seperti saat berolahraga namun jumlahnya tidak seberapa.
"Anda pasti mendapatkan pelepasan energi dari sumber karbohidrat tetapi tidak setinggi yang Anda inginkan," tambah Wright.
Baca juga: Kenapa Permen Berwarna Merah dan Pink Lebih Menggoda Dimakan Duluan?
Jadi, apa yang membuat anak-anak begitu berenergi setelah konsumsi gula?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.