Semakin tinggi kadar gulanya maka semakin singkat pula prosesnya di dalam tubuh.
Namun bukannya membuat lebih bersemangat, gula darah yang tinggi secara klinis ini akan membuat kita merasa tidak sehat.
Kadang kala, gula memang bisa menjadi sumber energi kilat seperti saat berolahraga namun jumlahnya tidak seberapa.
"Anda pasti mendapatkan pelepasan energi dari sumber karbohidrat tetapi tidak setinggi yang Anda inginkan," tambah Wright.
Baca juga: Kenapa Permen Berwarna Merah dan Pink Lebih Menggoda Dimakan Duluan?
Jadi, apa yang membuat anak-anak begitu berenergi setelah konsumsi gula?
Zee-Cheng meyakininya hanya sebagai bentuk kegembiraan anak-anak, apa pun asupannya.
Menurutnya, itu cenderung menjadi bentuklonjakan dopamin karena sensasi mendapatkan dan diizinkan untuk mengonsumsi makanan kesukaannya.
Di sisi lain, gula sering dijadikan pembenaran untuk perilaku liar anak dibandingkan fokus pada perbaikan tingkah laku.
Wright menilai orangtua yang merasa anaknya sering mabuk gula sebaiknya mengajari buah hatinya untuk lebih bijak memilih makanan dan minumannya.
Gunakan data yang ada untuk memandu anak memahami bagaiamana asupannya mempengaruhi tubuhnya.
Hal tersebut menurutnya mengacu pada pola individu dan bukan fenomena di seluruh populasi.
Baca juga: Berapa Asupan Gula yang Dianjurkan? Ini Panduannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.