Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2022, 14:05 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Perdebatan soal sikap open-minded dan close-minded kerap mewarnai media sosial.

Dalam banyak kasus, open-minded dinilai sebagai kualitas positif seseorang dengan pikiran kritis dan rasional serta terbuka untuk beragam ide, argumen dan informasi.

Di sisi lain, close-minded identik dengan sikap tradisional yang kaku sehingga sulit menerima perubahan.

Kebanyakan anak muda lebih sering mengaku sebagai orang berpikiran terbuka karena tak ingin dianggap kolot dan ketinggalan zaman.

Baca juga: Ditanya Tipe Pria Idaman, Prilly Latuconsina: Open Minded, Enggak Patriarki

Open-minded vs close-minded

Istilah open-minded sering disamakan sebagai sikap toleran dan bebas prasangka.

Dari perspektif psikologis, istilah ini digunakan untuk menggambarkan seberapa besar keinginan orang untuk mempertimbangkan perspektif lain atau mencoba pengalaman baru.

Menjadi orang open-minded tidak selalu mudah karena kadang kita berhadapan dengan kebingungan dan disonansi kognitif ketika mempelajari hal-hal baru yang bertentangan dengan keyakinan yang ada.

Keterbukaan pikiran juga mencakup keyakinan bahwa orang lain harus bebas untuk mengekspresikan keyakinan dan argumen mereka, bahkan jika kita tidak selalu setuju dengan pandangan tersebut.

Baca juga: A$AP Rocky Ingin Besarkan Anak Rihanna dengan Pikiran Terbuka

Sebaliknya, close-minded adalah sikap yang cenderung tidak menerima ide lain.

Perilaku ini juga sering disebut dogmatis karena hanya mau mempertimbangkan sudut pandangnya sendiri.

Memiliki keyakinan bisa menjadi hal yang hebat, tetapi keyakinan yang kuat tidak meniadakan pikiran yang terbuka.

Berpikiran terbuka berarti memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan perspektif lain dan berusaha berempati kepada orang lain, bahkan ketika kita tidak setuju dengan mereka.

Tidak mudah mengkategorikan diri sebagai open-minded atau close-minded begitu saja.

Pasalnya, ada topik tertentu yang membuat kita sulit berpikiran terbuka misalnya berkaitan dengan hal yang disukai atau masalah sosial tertentu.

Karakter orang open-minded

Keluar dari zona nyaman adalah cara mengatasi insecure. Misalnya, cobalah bersosialisasi jika memiliki rasa insecure terhadap interaksi sosial.PEXELS/MENTATDGT Keluar dari zona nyaman adalah cara mengatasi insecure. Misalnya, cobalah bersosialisasi jika memiliki rasa insecure terhadap interaksi sosial.
Berpikiran terbuka mengacu pada penerimaan terhadap ide-ide lain dan pengalaman baru.

Sedangkan close-minded melibatkan pemikiran yang jauh lebih kaku dan penolakan untuk mempertimbangkan kemungkinan lain.

Baca juga: 3 Cara Mengubah Pola Pikir demi Raih Kebahagiaan dan Kesuksesan

Berikut adalah berbagai karakteristik yang dimiliki orang open-minded antara lain:

  • Penasaran untuk mendengar apa yang orang lain pikirkan
  • Mampu menerima tantangan atas ide-idenya
  • Tidak merasa marah ketika mereka salah
  • Memiliki empati terhadap orang lain
  • Mempertimbangkan apa yang dipikirkan orang lain
  • Bersikaplah rendah hati tentang pengetahuan dan keahlian mereka sendiri
  • Ingin mendengar apa yang orang lain katakan
  • Percaya bahwa orang lain memiliki hak untuk berbagi keyakinan dan pemikiran mereka

Manfaat berpikiran terbuka

Ilustrasi anak mudaThinkStock/ferlistockphoto Ilustrasi anak muda
Sikap open-minded tidak hanya berguna untuk membuat opini dan ide kita lebih kekinian.

Ada banyak manfaat lainnya yang bisa dirasakan dalam hidup ketika kita terbuka terhadap hal-hal baru.

Contohnya:

  • Mendapat wawasan

Menantang keyakinan pribadi yang ada dan mempertimbangkan ide-ide baru dapat memberi kita wawasan baru tentang dunia dan juga mengajari hal baru soal diri sendiri.

  • Memiliki pengalaman baru

Sikap open-minded mampu membawa kita mencoba berbagai hal baru.

  • Meningkatkan nilai pribadi

Menjaga pikiran tetap terbuka dapat membantu kita tubuh sebagai pribadi yang lebih baik dengan mempelajari hal-hal baru tentang dunia dan orang-orang sekitar.

Baca juga: 5 Cara Mengubah Pola Pikir Pesimisme

  • Menjadi kuat secara mental

Tetap terbuka terhadap ide dan pengalaman baru dapat membantu kita menjadi orang yang lebih kuat dan bersemangat.

Pengalaman dan pengetahuan akan terus membangun satu sama lain.

  • Merasa lebih optimis

Sikap close-minded sering kali mengarah pada perasaan negatif yang bertambah besar.

Maka sikap lebih terbuka lebih dibutuhkan untuk mengembangkan optimisme soal masa depan dan kehidupan kita.

Baca juga: Ini Rahasia Sukses Orang-orang yang Optimis

  • Mempelajari hal baru

Sulit untuk belajar hal baru ketika kita bersikap close-minded dan dikelilingi dengan orang-orang dengan nilai yang usang.

Mendorong batasan pribadi kita dan menjangkau orang-orang dengan perspektif dan pengalaman yang berbeda dapat membantu menjaga pikiran kita tetap segar.

Baca juga: Ubah Pola Pikir Negatif Demi Hidup Bahagia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com