KOMPAS.com - Sesak napas atau dispnea mengacu pada gangguan pernapasan yang membuat penderitanya merasa tidak nyaman.
Penyakit ini biasanya diiringi oleh masalah kesehatan yang sudah ada. Contohnya, individu yang memiliki penyakit asma, terkadang akan mengalami sesak napas.
Tetapi dalam kasus tertentu, sesak napas bahkan terjadi setelah makan.
Sesak napas setelah makan bisa berlangsung dengan sendirinya, atau disertai gejala tambahan seperti detak jantung yang meningkat atau nyeri dada.
Dikutip laman Live Strong, ada tiga penyebab sesak napas setelah makan.
Baca juga: Sesak Napas? Ini Posisi yang Baik untuk Meredakannya
Gastroesophageal reflux disease atau sering disebut Gerd merupakan kondisi di mana esofagus (saluran penghubung kerongkongan dan lambung) terlalu sering terbuka atau tidak menutup dengan tepat.
Refluks asam menyebabkan asam lambung dan makanan dari lambung kembali ke kerongkongan.
Dilaporkan National Digestive Diseases Information Clearinghouse, ketika refluks asam terjadi lebih dari 1-2 kali per minggu, maka kondisi itu menunjukkan Gerd.
Gejala dapat terjadi di siang atau malam hari, dan makan cenderung memicu gejala Gerd termasuk sesak napas.
Gejala lainnya yaitu sensasi sesak atau terbakar di dada bagian bawah dan atau perut tengah, suara serak, batuk kering, kesulitan menelan dan asma.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.