Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyebab Sesak Napas Setelah Makan, Perlu Diperhatikan

Kompas.com, 23 November 2022, 21:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sesak napas atau dispnea mengacu pada gangguan pernapasan yang membuat penderitanya merasa tidak nyaman.

Penyakit ini biasanya diiringi oleh masalah kesehatan yang sudah ada. Contohnya, individu yang memiliki penyakit asma, terkadang akan mengalami sesak napas.

Tetapi dalam kasus tertentu, sesak napas bahkan terjadi setelah makan.

Sesak napas setelah makan bisa berlangsung dengan sendirinya, atau disertai gejala tambahan seperti detak jantung yang meningkat atau nyeri dada.

Dikutip laman Live Strong, ada tiga penyebab sesak napas setelah makan.

Baca juga: Sesak Napas? Ini Posisi yang Baik untuk Meredakannya

1. Gerd

Gastroesophageal reflux disease atau sering disebut Gerd merupakan kondisi di mana esofagus (saluran penghubung kerongkongan dan lambung) terlalu sering terbuka atau tidak menutup dengan tepat.

Refluks asam menyebabkan asam lambung dan makanan dari lambung kembali ke kerongkongan.

Dilaporkan National Digestive Diseases Information Clearinghouse, ketika refluks asam terjadi lebih dari 1-2 kali per minggu, maka kondisi itu menunjukkan Gerd.

Gejala dapat terjadi di siang atau malam hari, dan makan cenderung memicu gejala Gerd termasuk sesak napas.

Gejala lainnya yaitu sensasi sesak atau terbakar di dada bagian bawah dan atau perut tengah, suara serak, batuk kering, kesulitan menelan dan asma.

Baca juga: Meredakan Sesak Napas agar Tidak Bertambah Buruk

Pengobatan yang bertujuan untuk mencegah atau meringankan gejala Gerd biasanya juga diikuti oleh perubahan gaya hidup, seperti menghindari makanan atau obat-obatan tertentu.

2. Aritmia

Istilah aritmia mengacu pada detak jantung yang tidak teratur.

Aritmia merupakan kondisi yang umum terjadi, tidak berbahaya dan dapat menimbulkan gejala termasuk sesak napas setelah makan, menurut American Heart Association.

Aritmia yang berlangsung lama atau parah juga bisa menyebabkan sesak napas di lain waktu (ketika tidak sedang makan), detak jantung yang cepat, kelelahan, nyeri dada, pusing, dan pingsan.

Dalam beberapa kasus, aritmia menyebabkan serangan jantung atau terhentinya detak jantung.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau