1. Warna
Entah sejak kapan warna yang berkategori nomina ini menjadi dominasi salah satu gender. Warna merah jambu utamanya.
Saat seorang laki-laki menggunakan pakaian serba pink, semua mata memandang penuh perendahan, perundungan. Kamu banci, feminim, laki-laki tulang lunak.
Warna ini milik perempuan. Selain warna ini, laki-laki dibolehkan memakainya. Namun akan lebih maskulin jika laki-laki memilih warna gelap dibanding warna-warna cerah dan terang.
Perkembangan teranyar, warna pelangi. Sejatinya warna yang indah itu juga menjadi kepemilikan bagi mereka yang mengikrarkan diri sebagai kaum pelangi.
2. Motif
Hal yang satu ini juga tidak terlepas dari kungkungan gender. Laki-laki berhak atas beragam motif, terlebih motif-motif hewan seperti singa, harimau, dan jenis hewan buas lainnya. Komponen jantan, macho, pemberani melekat pada hewan-hewan tersebut.
Berbeda halnya dengan motif bunga dan daun. Bunga dan daun melambangkan ke-perempuanan. Padahal, pada nomina bunga juga melekat benang sari sebagai penanda kelamin jantan. Sekali lagi, bunga dan daun bergender perempuan.
3. Asosiasi hewan
Berikutnya nomina untuk hiponim hewan. Hewan pertama yang mendapatkan gender saat dijadikan ungkapan ialah buaya.
Nomina yang satu ini hanya dikhususkan untuk kaum adam. Hal ini menandakan kalau si buaya bukanlah sosok yang pantas dijadikan kekasih, apalagi suami.
Hewan tak berdosa lainnya ialah ayam. Nomina tersebut hanya melekat pada perempuan saat berikatan dengan nomina kampus.
Ayam kampus, berkonotasi negatif dan berkorelasi positif dengan PTS (Perempuan Tanpa Susila). Tidak ada makhluk laki-laki yang dikenai penanda ini.
4. Transmisi
Dunia otomotif bernasib sama. Sama-sama dijajah gender. Sepeda motor maupun mobil yang berjenis automatic mau tidak mau sudah dipatenkan untuk gender perempuan.
Gender lelaki pun melakukan hal yang sama dengan mengeluarkan pernyataan “the real man using 3 pedals”.
Pernyataan yang semakin mengotak-ngotakan dunia transmisi yang sejatinya tidak berkorelasi dengan jenis gender mana pun.
Baru empat nomina yang diuraikan secara singkat. Jika diamat-amati lebih mendalam, tentu akan muncul nomina-nomina lain yang mengaku sebagai pihak nan menderita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.