Hal ini yang kemudian menjadi awal perkembangan mitos yang menganggap batik parang membawa kesialan dalam pernikahan.
Menurutnya, pendapat tersebut cenderung baru berkembang, dibandingkan larangan pemakaian batik parang oleh masyarakat biasa yang memang diberlakukan sejak dulu.
Dalam tradisi kuno, batik parang kerap dipakai oleh kalangan bangsawan karena melambangkan kekuasaan, kewibawaan, dan kebesaran.
Golongan berdarah biru itu mengenakan motif batik ini dalam berbagai upacara penting dalam tahapan kehidupannya termasuk pula pernikahan.
"Parang bahkan dipakai untuk setiap upacara dalam hidup mereka, mulai dari kelahiran, pernikahan sampai untuk tutup jenazah saat wafat," jelas Aji.
Oleh sebab itu, ia meyakini jika keberadaan batik parang sebenarnya tidak berpengaruh pada kehidupan pasangan meskipun dipakai saat momen pernikahan.
Baca juga: Jangan Cuma Ikuti Tren, Anak Muda Perlu Tahu Sejarah dan Proses Batik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.