Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2023, 09:00 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebiasaan merokok telah lama dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan.

Mulai dari stroke, penyakit jantung hingga yang paling berisiko adalah kanker paru.

Penyakit ini merupakan kanker dengan angka kematian tertinggi di antara seluruh jenis yang lain.

Pasalnya, jenis penyakit kronis yang satu ini pada stadium awal sulit terdeteksi karena tidak menimbulkan gejala yang spesifik sehingga sering ditemukan pada stadium akhir.

Berdasarkan laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) pada Maret 2021, jumlah kasus kanker baru di Indonesia mencapai 396.914 kasus dengan angka kematian mencapai 234.511 orang.

Dari jumlah tersebut, kanker paru-paru menjadi penyumbang kematian tertinggi yakni mencapai 30.843 orang (13,2 persen), dengan jumlah kasus baru sebesar 34.783.

Hal itu artinya lebih dari 88 persen pasien kanker paru-paru tidak bisa terselamatkan.

Baca juga: Bawang Putih hingga Bayam, Makanan Super untuk Cegah Kanker Paru

Jenis kanker paru

Saat ini belum ada jenis pengobatan tunggal yang bisa diberikan untuk mengobati kanker.

Namun perkembangan dunia medis menghadirkan berbagai perawatan baru yang dilengkapi dengan pendekatan holistik sehingga angka kesembuhan dan harapan hidup pasien dapat meningkat.

Dr. Wong Siew Wei, senior consultant Medical Oncology dari Parkway Cancer Centre menjelaskan bahwa kanker paru-paru mengacu pada pertumbuhan sel yang tidak terkendali yang melapisi saluran udara di paru-paru.

Baca juga: Angka Kanker Paru Masih Tinggi, Apa yang Perlu Dilakukan? 

Ada dua jenis utama kanker paru-paru primer yakni kanker paru-paru non sel kecil (NSCLC) dan kanker paru-paru sel kecil (SCLC).

Dari seluruh kanker paru-paru yang ditemukan, sekitar 80-85 persen kanker paru adalah NSCLC.

Menurut Dr. Wong Siew Wei, merokok merupakan faktor risiko terbesar untuk kanker paru-paru. Mereka berisiko tinggi terkena kanker paru sekitar 30 persen. 

Meski demikian seseorang yang tidak merokok juga bisa terkena kanker paru-paru.

Risiko ini muncul karena seseorang yang sering terpapar asap rokok (perokok pasif), terpapar bahan kimia tertentu, mulai dari polusi udara, asbes, asap diesel, asap batu bara, termasuk adanya riwayat kanker paru-paru dalam keluarga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com