Konsep farm to closet pada pakaian yang diproduksi tak cuma dilihat dari proses pembuatan material hingga menjadi item fesyen tanpa sisa tekstil.
Tapi juga benar-benar dipikirkan bagaimana sebuah baju itu dapat kembali terurai ke tanah semisal agar tidak mencemari lingkungan.
Lantaran semua materialnya terbuat dari bahan alami, maka dapat dipastikan semua busana atau item yang diproduksi itu bisa dengan mudah terurai di tanah tidak seperti baju-baju lainnya.
"Kapas yang kami tanam sendiri ini pun seratnya beda. Lebih adem kalau dipakai dan nyaman untuk cuaca di Indonesia," papar Denica.
Baca juga: Material Kulit Jamur, Konsep Sustainable Fashion yang Ramah Lingkungan
SukkhaCitta menawarkan koleksi busana ready to wear dari setiap batik, tenun hingga kain sustainable.
Denica dan tim desainernya sengaja menggali inspirasi dari motif dan busana bernuansa timeless yang tidak terlalu mengikuti tren fesyen yang tengah booming.
"Memang sudah menjadi prinsip kita, timeless. Sehingga pelanggan beli kain atau baju yang memang bisa dipakai berulang kali,"
"Kemudian keseluruhan desainnya terinspirasi dari herritage Indonesia. Misalnya kebaya, mau dipakai sampai 10 tahun ke depan dia akan tetap awet dan timeless," ungkapnya.
Beberapa potongan lain yang menjadi andalannya antara lain blues, kemeja, dress, outer, baju kurung, kaus, work shirt, skirt, kebaya modern, dan lain sebagainya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.