Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaitan antara Dehidrasi dan Tekanan Darah Tinggi

Kompas.com, 6 Februari 2023, 05:48 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi kesehatan yang lebih berbahaya, termasuk serangan jantung dan stroke.

Diketahui, gaya hidup tidak sehat seperti jarang berolahraga, pola makan tinggi garam dan lemak, serta kebiasaan merokok berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.

Tidak sekadar itu, studi menemukan bahwa sering mengalami dehidrasi juga meningkatkan risiko hipertensi.

Baca juga: 10 Kiat Menurunkan Tekanan Darah dengan Lebih Optimal

Kaitan antara dehidrasi dan tekanan darah

Ketika keseimbangan tubuh terganggu akibat kekurangan cairan, tubuh memiliki mekanisme untuk menstabilkan diri. Tahapannya sebagai berikut:

  • Di tahap awal dehidrasi, volume darah atau jumlah darah yang beredar di dalam tubuh berkurang karena air membentuk lebih dari setengah volume darah manusia, menurut National Institutes of Health (NIH).
  • Penurunan volume darah juga menyebabkan peningkatan konsentrasi natrium dalam darah. Dilaporkan MedlinePlus, kisaran normal kadar natrium dalam darah berada di angka 135-145 mEq/L. Lebih atau kurang dari itu dianggap dehidrasi ringan.
  • Tubuh melakukan dua hal ketika merasakan perubahan volume darah dan kadar natrium. Pertama, mengaktifkan rasa haus agar kita terdorong untuk menghidrasi, dan kedua adalah memicu sekresi hormon anti-diuretik.
  • Peningkatan hormon anti-diuretik (juga dikenal sebagai vasopresin) memberi sinyal pada ginjal agar menahan air sementara waktu demi mencegah kehilangan cairan dan menjaga konsentrasi natrium agar tidak meningkat lebih jauh. Proses ini juga membuat pembuluh darah menyempit, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara.
  • Karena volume darah di dalam tubuh menjadi rendah, peningkatan tekanan darah penting untuk membantu sirkulasi darah.
  • Setelah proses rehidrasi dimulai, kadar hormon anti-diuretik perlahan menurun dan tekanan darah kembali ke kondisi semula.

Sering dehidrasi dapat memicu hipertensi

Bagaimana bisa dehidrasi memicu hipertensi jika perubahan tekanan darah bersifat sementara dan dapat ditangani dengan memenuhi kebutuhan cairan?

Para peneliti mengamati efek jangka panjang dari episode dehidrasi ringan mencakup peningkatan risiko obesitas, diabetes tipe 2, demensia, penyakit ginjal kronis, dan penyakit radang usus.

Namun, beberapa data menunjukkan, sering dehidrasi berdampak pada sistem kardiovaskular, termasuk hipertensi.

Menurut American Heart Association (AHA), ada dua kategori hipertensi, yaitu hipertensi tahap 1 dan tahap 2.

Seseorang dikatakan mengidap hipertensi tahap 1 jika tekanan darahnya secara teratur berkisar antara 130-139/80-89 mmHg.

Sedangkan, hipertensi tahap 2 terjadi ketika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi.

Berdasarkan studi tahun 2019 yang dimuat dalam jurnal Nutrients, terungkap sering dehidrasi karena asupan air tidak memadai menyebabkan perubahan fungsi pembuluh darah dan regulasi tekanan darah.

Seiring waktu, kondisi ini dapat menyebabkan perubahan jangka panjang.

Para peneliti berpendapat, dehidrasi bisa dianggap sebagai faktor risiko utama hipertensi, pembekuan darah, stroke, dan penyakit jantung koroner karena perubahan fungsi pembuluh darah dan regulasi tekanan darah tersebut.

Studi lain yang diterbitkan pada 2022 di European Heart Journal menemukan, tingginya kadar natrium dalam darah akibat sering dehidrasi meningkatkan risiko gagal jantung sebesar 39 persen.

Lalu, menurut AHA, tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab umum gagal jantung.

Baca juga: 6 Gaya Hidup Ini Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Alami

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau