Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 09/02/2023, 07:08 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Selebgram Gitasav alias Gita Savitri kembali jadi buah bibir di media sosial karena menyebut keputusannya untuk tidak punya anak sebagai kunci awet muda.

Di usia 30 tahun ini, ia bisa tidur delapan jam dan bebas stres dari teriakan anak-anak sehingga mendapatkan anti penuaan alami.

Baca juga: Siapa Gitasav yang Trending Twitter gara-gara Sebut Tak Punya Anak Buat Awet Muda?

"Dan saat kamu akhirnya keriput, kamu punya uang untuk membayar botox," tulisnya via akun @gitasav di Instagram.

Komentar Gitasav yang timbulkan pro kontraInstagram @gitasav Komentar Gitasav yang timbulkan pro kontra

Gitasav dan suaminya memang dikenal childfree yakni pasangan yang sejak awal memutuskan enggan punya anak.

Namun kali ini, pernyataannya membuat berang netizen sehingga menjadi trending topic di Twitter.

Beberapa kalangan menyebut, anak-anak bisa menjadi sumber kebahagiaan orangtua, bukannya stres dan memicu penuaan, seperti tudingan selebgram tersebut.

Menjadi orangtua vs childfree, mana yang lebih bahagia?

Selama beberapa waktu, memiliki anak dipandang sebagai kebutuhan, bahkan kewajiban, bagi sebagian pasangan.

Menjadi orangtua dianggap sebagai tahap kedewasaan dan fase hidup yang wajib dilalui.

Namun beberapa tahun belakangan, pendapat tersebut tidak lagi dominan dengan semakin banyaknya orang memilih childfree.

Baca juga: Pakar Unair Ungkap Alasan Seseorang Memilih Childfree

Di sisi lain, sebagian besar orang masih ingin menjadi orangtua, dengan berbagai cara, untuk melengkapi kebahagiaan dalam hidupnya.

Jadi, mana yang lebih bahagia, menjadi orangtua atau childfree?

Dean Burnett, ahli saraf dari Science Focus menilai pertanyaan ini amat kompleks karena faktor individu yang berpengaruh.

"Karena faktor individu akan memainkan peran besar dalam keputusan Anda dan bagaimana hal itu akan berhasil bagi Anda," terangnya. 

Akan tetapi, ada beberapa hal umum yang terjadi di otak saat kita memiliki anak dan menjadi orangtua.

Pada tahap awal, ketika bayi baru lahir, kebahagiaan akan terasa sangat intens, khususnya bagi ibu.

Baca juga: 4 Tips Menjadi Ibu yang Bahagia dan Berpengaruh Positif pada Anak

ilustrasi bayijcomp/ Freepik ilustrasi bayi
Proses melahirkan dan menyusui menyebabkan sistem sarafnya dibanjiri oksitosin, 'hormon bahagia', yang memperkuat ikatan emosional dan menyebabkan kita mengalami lebih banyak kesenangan dengan hubungan pribadi yang dijalani.

Emosi yang dialami orangtua ketika memiliki anak akan jauh lebih kuat, dibandingkan childfree.

Hal serupa juga berlaku untuk ayah dan tipe orangtua lainnya.

Ibu kandung mungkin memiliki hubungan paling 'langsung' dengan bayinya, apalagi dengan perkembangannya di dalam tubuhnya sendiri, tetapi setiap otak manusia terprogram untuk merespons bayi secara positif.

Otak kita mengalami respon yang meningkat pada aroma bayi, fitur wajahnya yang besar, kerentanan bayi, dan ukurannya yang mungil.

Hal ini secara tidak langsung memaksa kita untuk melindungi dan terikat dengan sumbernya.

Baca juga: Plus Minus Punya Anak di Usia 20-an bagi Perempuan

Berubah ketika bayi tumbuh

Pengalaman akan ikatan yang kuat dan kebahagiaan yang berlimpah ini pada akhirnya akan hilang ketika anak bertambah dewasa.

Bukan karena orangtua tidak lagi menyayangi atau menyesal melahirkan anaknya melainkan disebabkan tuntutan yang muncul.

Bayi, yang kemudian tumbuh menjadi anak-anak, bisa sangat menuntut dan kita sebagai orangtua bertanggung jawab penuh terhadap mereka.

Salah satu efek kopi untuk bayi adalah bayi yang menjadi semakin rewel.Shutterstock/antoniodiaz Salah satu efek kopi untuk bayi adalah bayi yang menjadi semakin rewel.
Hal ini bisa dilihat dari malam-malam panjang tanpa tidur karena anak yang rewel, pakaian kotor bertumpuk, biaya yang harus dikeluarkan dan kekacauan lain yang muncul sebagai konsekuensi kehadiran buah hati kita.

Orangtua juga akan menghadapi kondisi ketika hidupnya tidak lagi soal dirinya sendiri sehingga benar-benar meningkatkan stres dan emosi negatif terkait.

"Itulah cara kerja otak Anda," ujar Burnett.

"Tapi kemudian, Anda juga mengalami kegembiraan pencapaian, cinta yang kuat untuk anak Anda, kesenangan yang Anda miliki bersama, kesenangan melihat mereka dewasa," tambahnya.

Baca juga: Ini Kata Psikiater tentang Fenomena Childfree di Kalangan Pasangan Muda

Secara ilmiah, memiliki anak terbukti membuat para orangtua lebih bahagia.

Di sisi lain, peran orangtua juga bisa membuat kita tidak bahagia, terus-menerus stres, cemas dan efek negatif lainnya.

Secara keseluruhan, memiliki anak menghasilkan pengalaman emosional yang lebih intens dibandingkan childfree.

"Yang tertinggi lebih tinggi, yang terendah lebih rendah, dan apakah itu terdengar bagus bagi Anda adalah pilihan Anda sepenuhnya," pungkas Burnett.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com