Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

5 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Minta Maaf di Dunia Kerja

Kompas.com - 10/02/2023, 11:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Dalam dunia kerja, terkadang yang kita rencanakan tidak selalu berjalan dengan baik. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab terjadinya sebuah kesalahan karena manusia bukanlah makhluk sempurna.

Sebagai manusia, membuat kesalahan adalah hal yang wajar. Namun, kita harus tetap mampu bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat. Salah satu bentuk tanggung jawab adalah meminta maaf.

Namun, tak semua orang bisa meminta maaf dengan baik. Untuk itu, melalui siniar Obsesif episode “Dilema Minta Maaf dalam Pekerjaan” dengan tautan akses bit.ly/ObsesifS8EP2, dibahas cara meminta maaf yang patut dihindari dan yang perlu dipraktikkan dalam dunia kerja.

1. Hindari Permintaan Maaf yang Kosong

Meminta maaf merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas kesalahan yang dilakukan.

Ketika meminta maaf, kita perlu menggunakan bahasa yang tulus, disertai rasa penyesalan, dan kerendahan hati. Hindari penggunaan kalimat yang terkesan menyepelekan, seperti “Yaudah, iya maaf”.

Baca juga: Hidup Terasa Autopilot, Harus Bagaimana?

Permintaan maaf kosong seperti ini perlu dihindari karena terkesan tidak profesional. Meminta maaf dengan cara tersebut membuat kita terlihat tak tulus. Alih-alih seperti itu, kita harus menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.

Dengan menyadari dan mengakui kesalahan, kita bisa mengevaluasi diri. Dengan demikian, ini akan meminimalisasi tindakan yang sama secara berulang.

2. Hindari Permintaan Maaf yang Berlebihan

Permintaan maaf yang dilakukan secara berlebihan terkesan menjengkelkan, mengganggu alur komunikasi, dan akan mengalihkan fokus dari topik utama.

Selain itu, hal ini akan membuat orang hanya fokus pada perasaan kita, bukan terhadap kesalahan yang telah diperbuat.

3. Hindari Permintaan Maaf yang Tidak Jelas

Ketika melakukan permintaan maaf, kita perlu menunjukkan rasa penyesalan yang nyata. Dengan menunjukkan rasa penyesalan, artinya kita bertanggung jawab, tulus, dan berani mengakui kesalahan.

Contoh permintaan maaf yang tidak jelas adalah “Saya minta maaf karena semuanya jadi berantakan.”. Kalimat tersebut tidak memberi kesan penyesalan karena tak memberikan konteks jelas.

Dalam meminta maaf, coba gunakan bahasa yang sopan, nada normal, dan lugas. Sikap tersebut dapat menunjukkan bahwa kita ingin menyelesaikan masalah dengan serius.

Jika mampu, tawarkan pula solusi atau diskusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

4. Jangan Mengelak dari Kesalahan

Ketika melakukan kesalahan, kita perlu segera evaluasi diri. Hindari mencari-cari alasan yang tidak masuk akal hanya untuk membela diri. Hal ini justru membuat kita jadi pribadi yang menyebalkan.

Penyangkalan akan memicu permasalahan yang lebih besar. Dengan demikian, akan berisiko menutup relasi kita. Orang-orang akan lebih mudah memaafkan jika kita jujur, menyesal, dan mau bertanggung jawab atas masalah itu.

5. Jadikan Kesalahan Sebagai Pembelajaran

Meminta maaf memang bukan sesuatu yang mudah. Namun, hal itu sangat diperlukan karena ini akan menunjukkan tingkat kedewasaan dan profesionalisme dalam bekerja.

Ketika melakukan kesalahan, jangan pernah untuk mencoba menghindar dan menjatuhkannya kepada orang lain. Kita harus menceritakannya secara detail bagaimana kebenarannya. Dengan demikian, rekan-rekan akan mengerti dan mencari solusi.

Baca juga: Menilik Masa Depan Teknologi Digital di Indonesia, Sudah Siapkah?

Hal yang terpenting ketika meminta maaf adalah mengakui kesalahan dan menyampaikan permohonan maaf dengan tulus. Kita perlu mengatakan dengan spesifik kesalahan yang telah diperbuat, seperti “Saya mengakui bahwa dokumen itu hilang karena kecerobohan saya. Saya minta maaf telah melakukannya.”.

Setiap kejadian pasti ada pembelajaran yang bisa dipetik sehingga meminimalisasi kesalahan berulang.

Setelah menyadari kesalahan, kita juga perlu melakukan evaluasi pada diri sendiri dan mencoba untuk menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya.

Lantas, adakah kiat lainnya untuk menyampaikan permintaan maaf dalam ranah profesional?

Dengarkan jawaban lengkapnya dalam siniar Obsesif bertajuk “Dilema Minta Maaf dalam Pekerjaan” di Spotify. Akses episode ini sekarang juga melalui tautan bit.ly/ObsesifS8EP2.

Selain itu, kamu juga dapat menemukan berbagai informasi menarik seputar dunia kerja untuk fresh graduate dan job seeker, lho! Akses sekarang juga siniar Obsesif dan playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kamu tak terlewat tiap episodenya.

Ikuti juga siniar Obsesif di Spotify agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com