Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tantan Hermansah
Dosen

Pengajar Sosiologi Perkotaan UIN Jakarta

Generasi Masa Depan Tanpa Anak?

Kompas.com - 20/02/2023, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ternyata Jepang bukan satu-satunya. Beberapa negara yang tingkat childfree lebih tinggi terdapat pada negara negara-negara maju dengan tingkat pendidikan dan kesejahteraan sosial yang tinggi. Sebut saja, di Jerman dan Italia.

Pada ketiga negara tersebut, fenomena childfree bisa ditemukan pada pertumbuhan penduduk yang alih-alih meningkat, yang terjadi justru menurun.

Apakah fenomena ini jika massal akan mengancam peradaban?

Tentu tidak mudah menjawabnya. Sebab peradaban disokong tidak hanya oleh hadirnya anak-anak pada suatu keluarga.

Peradaban tegak karena adanya banyak variable yang saling mengait dan mengikat, seperti teknologi, nilai-nilai, ilmu pengetahuan, habit masyarakat itu sendiri, dan sebagainya.

Namun semua itu jelas tidak akan bisa hadir jika mereka yang akan menggunakan, mengkreasikan, memanfaatkan, dan mengembangkannya tidak ada. Subyek kreator ini jelas tunggal: manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com