KOMPAS.com - Saat ini, semboyan “mencegah lebih baik daripada mengobati” nampaknya semakin marak dijalankan oleh oleh masyarakat.
Itu dibuktikan dengan hasil penelitian gaya hidup di Asia oleh Konsultan Kantar, yang menemukan 99 persen masyarakat Indonesia mengaku telah memahami pentingnya tindakan pencegahan penyakit dalam kesehatan.
Upaya pencegahan penyakit itu pun dapat dilakukan dengan berbgai cara, mulai dari menerapkan gaya hidup sehat, olahraga teratur, tidur cukup, hingga pengecekan kesehatan rutin.
Ya, secara alami tubuh dapat memberikan sinyal mengenai kondisi kesehatan seseorang.
Untuk itu, diperlukan pengecekan kesehatan rutin guna mencegah dan mengantisipasi penyakit yang serius.
Baca juga: Manfaat Madu Mentah, Bisa Bantu Turunkan Gula Darah dan Kolesterol
Lantas, pengecekan rutin apa saja yang perlu dilakukan?
Dikutip dari siaran pers dari Halodoc yang diterima Kompas.com pada Rabu (1/3/2023), ada lima pengecekan kesehatan rutin yang penting untuk dilakukan.
Hal pertama yang perlu pengecekan rutin kadar gula (glukosa) dalam darah.
Memang, meski tes ini biasa dilakukan bagi penderita diabetes untuk memantau kadar gula dalam tubuh demi mencegah komplikasi penyakit, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk mendeteksi kondisi kesehatan sedari dini dan menentukan tindakan selanjutnya.
Ada pun kadar gula darah yang dikatakan normal adalah 70-99 mg/dL3.
Seperti namanya, pengecekan asam urat merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar asam urat di dalam darah.
Pengecekan ini dapat dilakukan kapan saja dan kerap digunakan untuk mengetahui pemicu dari beberapa kondisi medis tertentu, misalnya nyeri pada sendi.
Perlu diingat, asam urat dapat mengakibatkan batu ginjal jika tidak diobati, karena kadar asam urat yang tinggi akan membentuk kristal yang dapat menghambat kerja dari ginjal.
Untuk itu, pencegahan dini perlu dilakukan.
Baca juga: Kenapa Olahraga Penting bagi Penderita Asam Urat?
Kolesterol dan trigliserida dalam darah juga perlu diperiksa secara berkala.
Ada beberapa macam pemeriksaan kolesterol yang diperiksa, meski yang umum adalah kolesterol total, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL.
Kadar kolesterol total sendiri bisa dikatakan normal apabila berada di bawah 200 mg/dL.
Lebih lanjut, pemeriksaan ini bertujuan agar seseorang dapat mengelola resiko penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) dengan mengambil langkah awal untuk menurunkan dan mempertahankan kadar kolesterol pada kadar yang diinginkan.
Tes urine atau urinalisis adalah pemeriksaan menggunakan spesimen urine (kencing) untuk mengetahui kondisi terkait ginjal dan saluran kencing.
Selain itu, urine juga mengandung sisa metabolisme, yang membuat pemeriksaan ini bisa menggambarkan beberapa kondisi metabolisme, terutama glukosa.
Kendati demikian, biasanya tes urine dilakukan untuk melihat adanya infeksi pada saluran kencing, kerusakan pada ginjal, dan juga pada penderita diabetes.
Baca juga: Manfaat Buah Nangka, Baik bagi Jantung hingga Mencegah Diabetes
Terakhir, sebaiknya kita juga mengecek kadar vitamin D dalam tubuh.
Pemeriksaan yang menggunakan spesimen darah ini perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi metabolisme tulang, kadar mineral dalam darah, fungsi paratiroid, hingga hormonal seseorang.
Tes ini termasuk ke dalam pemeriksaan umum yang dapat dilakukan secara berkala oleh orang-orang yang memiliki kemungkinan kekurangan vitamin D.
Ingat, metabolisme Vitamin D dipengaruhi oleh sinar matahari, meski beberapa penelitian menunjukkan, masyarakat di daerah tropis ternyata masih banyak yang kekurangan vitamin D.
Baca juga: 5 Minuman Penurun Tekanan Darah bagi Penderita Hipertensi
Dilakukan di rumah
Sebenarnya, lima pengecekan kesehatan rutin yang disarankan tersebut pun dapat dilakukan melalui layanan Homelab.
Layanan ini ingin memudahkan konsumen untuk melakukan tes seperti medical check up, vaksinasi, dan imunisasi berbasis home care.
Veronica Utami, Chief Operating Officer Halodoc mengaku, perusahaannya terus berupaya meningkatkan layanan demi memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan masyarakat, melalui ekosistem kesehatan digital yang terintegrasi.
“Teknologi bagi dunia kesehatan memudahkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter, mendapatkan rekomendasi obat maupun layanan rujukan yang sesuai dengan kebutuhan pasien dengan nyaman."
"Untuk itu, kami menghadirkan layanan Home Lab yang memungkinkan masyarakat melakukan tes kesehatan dari rumah secara privat dan seamless,” ujar Veronica.
Baca juga: Tangkal Medical Gaslighting, 5 Trik agar Dokter Mendengarkan Keluhan Kita
Ia menyebut, survei menunjukkan, 60 persen pasien ingin menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan penyedia layanan kesehatan.
Lalu, tercatat ada 76 persen responden yang ingin teknologi menjadi standar dalam layanan kesehatan di masa depan.
“Hadirnya Home Lab jadi semakin memperkuat ekosistem Halodoc dalam memberikan layanan kesehatan preventif yang sejalan dengan fokus pemerintah saat ini,” kata Veronica.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.