Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Gen Z dan Milenial Tak Lagi Tertarik Punya Anak?

Kompas.com, 24 Maret 2023, 14:03 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Pertama, kemampuan mental yaitu adaptasi dengan kehidupan berpasangan dan berkeluarga.

Disusul dengan kemampuan finansial (seperti biaya kebutuhan sehari-hari, biaya membesarkan anak) dan properti (seperti memiliki tempat tinggal dan/atau kendaraan).

Kemudian, kemampuan fisik (sehat jasmani) dan kemampuan emosi (mampu mengontrol tindakan).

Terakhir, mempersiapkan kemampuan intelektual (mencari informasi seputar pernikahan dan keluarga).

Sebanyak 91 persen responden menilai kemampuan mental adalah persiapan utama dalam berumah tangga.

Kemudian disusul kemampuan finansial (87 persen) dan emosi (78 persen).

Namun, di satu sisi, mereka juga sadar kemampuan mental juga menjadi persiapan yang paling sulit dicapai (43 persen).

Baca juga: Benarkah Childfree Bikin Biaya Pengeluaran Sehari-hari Berkurang? 

Pandangan anak muda soal punya anak dalam berkeluarga

Terkait dengan maraknya isu childfree, lebih dari separuh responden yang terdiri dari Gen Z dan Milenial di Tanah Air masih menilai kehadiran anak sangat penting.

Sementara 16 persen lainnya menilai adanya buah hati adalah hal yang biasa saja dan kurang dari satu persen merasa tak penting.

Hal ini tentunya berpengaruh pada keputusan mereka yang ingin memiliki anak setelah menikah.

Sebanyak 67 persen responden ingin mempunyai anak secepatnya setelah menikah.

Sedangkan, 22 persen memutuskan menunda anak setelah menikah dan ada juga yang memikirkan pilihan adopsi.

Gen Z lebih memilih menunda kehadiran anak

Survei Jakpat juga menunjukkan kelompok yang ingin memiliki anak secepatnya yang faktanya didominasi oleh segmen Milenial.

Sedangkan kebanyakan Gen Z memilih menunda anak setelah menikah.

“Jadi walaupun dua-duanya ingin menikah, tetapi keduanya memiliki perbedaan rencana tentang memiliki anak."

"Ketika kami gali alasannya, didapatkan fakta bahwa lebih sedikit jumlah Gen Z daripada Milenial yang setuju dengan pendapat bahwa (anak sebagai pintu rezeki) ataupun (anak yang akan merawat kita di masa tua). Jadi tampaknya memang sudah ada pergeseran nilai-nilai ini bagi Gen Z,” tutur Aska.

Hal ini rupanya selaras dengan data proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan populasi jumlah anak di bawah lima tahun (balita) akan semakin menurun, sejalan dengan tren penurunan angka kelahiran bayi di Indonesia.

Di sisi lain, ada beberapa alasan untuk memiliki anak dalam rumah tangga. Sekitar 75 persen responden mengaku memang ingin memiliki keturunan.

69 persen generasi muda menganggap bahwa kehadiran buah hati juga dinilai sebagai pelengkap keluarga dan 68 persen menganggap kehadiran anak sebagai penambah kebahagiaan dalam hubungan pernikahan.

Baca juga: Irish Bella Hamil Lagi, Simak Tips Menyiapkan Kehadiran Anak Kedua 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau