Ramadhan: Bulan Kesempatan bagi Manusia untuk Berubah

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Manusia adalah makhluk yang penuh dinamika. Akan ada masa seseorang melakukan kesalahan sehingga harus berubah jadi sosok yang lebih baik. Perubahan ini pun disebabkan oleh banyak faktor, baik internal atau eksternal.

Hal ini disampaikan pula dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Manusia akan Terus Berubah” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwBerubah.

Mengapa Manusia Bisa Berubah?

Mengutip Steve Rose, PhD., manusia berubah disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ingin menjadi pribadi yang lebih baik atau memiliki ketertarikan terhadap orang lain. Motivasi ini dapat dipicu jika manusia kurang puas dengan situasi yang sedang dialami.

Itu sebabnya, ada pengaruh internal dan eksternal. Namun, perubahan eksternal cenderung tak menghasilkan perubahan jangka panjang. Hal ini disebabkan apabila objek yang membuat kita berubah hilang, proses perubahan itu pun juga akan sirna.

Baca juga: Mengenal Borderline Personality Disorder, Gejala, dan Penyebabnya

Penelitian Jama Network menunjukkan 40 hingga 60 persen orang yang kecanduan obat-obatan akan kambuh. Namun, dengan tekad, niat, dan konsistensi ingin berubah, kecanduan itu dapat dipulihkan sehingga kehidupan mereka kembali normal.

Ini adalah bukti dari kuatnya jika kita berubah karena dorongan diri.

Namun, tak semua orang berubah ke arah yang lebih baik. Ada pula orang baik yang awalnya penasaran kemudian mencoba hal-hal buruk. Akhirnya, mereka kecanduan karena senang melakukannya. Misalnya, berkata kasar.

Jika sudah berada dalam kondisi seperti ini, perubahan sikap memang tak bisa terjadi dalam rentang waktu yang cepat. Dibutuhkan konsistensi dan kontrol diri agar bisa mengubahnya.

Itu sebabnya, Ileana Arganda-Stevens, terapis pernikahan dan keluarga dari California, mengatakan bahwa ada enam aspek penting dalam perubahan hidup manusia, yaitu motivasi, mendukung, tekad, konsistensi, kesadaran diri, dan kasih sayang terhadap diri sendiri.