Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali, 3 Tanda Harus Resign dan Cari Pekerjaan Baru

Kompas.com, Diperbarui 01/04/2023, 10:33 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada beberapa tanda jelas atau red flag yang menyiratkan sudah waktunya kita berhenti dari pekerjaan saat ini demi perkembangan karier.

Namun seringkali ada perasaan ragu untuk resign. Padahal, kita sudah merasa jenuh di kantor tersebut.

Mungkin pula, kita bisa belajar dari kisah wanita bernama Amy Porterfield.

Pada 2009 lalu, ia memiliki pekerjaan yang nyaman sebagai direktur pengembangan konten di perusahaan Anthony (Tony) Robbins.

Ketika itu, dia memiliki gaji tetap, bahkan memenuhi syarat promosi. Namun, di titik tertentu dia menyadari keinginan lebih dalam dirinya.

Baca juga: 16 Alasan Resign yang Bisa Disampaikan Saat Wawancara Pekerjaan Baru

Pekerjaan itu mengantarkannya kepada orang-orang yang membangun bisnis online dan dia mendambakan kebebasan harian.

Porterfield akhirnya meninggalkan pekerjaan tetapnya, lalu mencoba berbagai bisnis, termasuk menjual dan membuat kursus online.

Di tahun 2019, dia meluncurkan Digital Course Academy.

Melalui platform ini, dia mengajari orang lain cara memulai bisnis kursus online secara mandiri. Hasilnya, platform tersebut sukses besar.

"Itu adalah peluncuran terbesar yang pernah saya lakukan. Umpan balik terbaik yang pernah saya dapatkan," kata Porterfield, seperti dikutip laman CNBC.

Selama bertahun-tahun, dia sudah membantu 50.000 orang dan meraup pundi-pundi hingga puluhan juta dollar.

Pada Februari lalu, Porterfield menerbitkan sebuah buku berjudul Two Weeks Notice: Find the Courage to Quit Your Job, Make More Money, Work Where You Want, and Change the World.

Kini, buku tersebut menjadi buku paling laris di New York Times.

Baca juga: 7 Cara Elegan Menyikapi Atasan Toxic, Jangan Buru-buru Resign!

"Saya berharap orang-orang yang membeli buku itu adalah mereka yang berada di bilik dan melihat sekeliling sambil berpikir 'pasti ada sesuatu yang lebih baik untuk saya'," jelasnya.

Porterfield berbagi tiga tips yang menandakan sudah waktunya kita berhenti dari pekerjaan saat ini dan memulai karier lebih baik di tempat lain.

1. Mendapatkan bayaran rendah

Jika kita merasa dibayar kurang, mungkin sudah waktunya mencari kesempatan baru.

Porterfield menceritakan kisah seorang mantan mahasiswa, apoteker yang melatih karyawan baru.

"Ketika menyadari bahwa gaji karyawan yang baru saja dilatihnya lebih tinggi daripada gajinya yang bekerja di sana selama bertahun-tahun, ia memutuskan untuk keluar," kata Porterfield.

Sama halnya dengan pengalaman Porterfield.

Salah satu pekerjaannya dulu membuatnya melihat gaji seorang karyawan laki-laki yang lebih tinggi meskipun Porterfield memiliki peran yang lebih besar dan sudah bekerja lebih lama.

Ia mulai mencari pekerjaan baru dan keluar dari pekerjaan lamanya tiga bulan kemudian.

"Merasa dibayar kurang adalah pemicu besar untuk berhenti dan harus pindah."

"Kita tentu dapat meminta kenaikan gaji. Tetapi jika perusahaan menolak, mulailah memikirkan rencana B," imbuh Porterfield.

2. Tidak diperhatikan atau tidak dihargai

Jika kita merasa tidak dihargai di tempat kerja dan tidak ada cara untuk memperbaiki perlakuan atasan, pertimbangkan strategi keluar.

"Terkadang seseorang merasa tidak terlihat di pekerjaan mereka," ujar Porterfield.

"Padahal, mereka memiliki ide namun tidak ada yang memperhatikannya."

Baca juga: Bukan Gaji, Ini 7 Alasan Utama Seseorang Resign dari Pekerjaannya

Hal ini bisa menjadi pertanda kita tidak akan mendapatkan kesempatan untuk berkembang di perusahaan saat ini.

"Jika kita merasa tidak diperhatikan atau dihargai di tempat kerja dan ide-ide yang disampaikan tidak mendapatkan perhatian yang layak, mulailah mencari pekerjaan di mana atasan terbuka untuk mendengarkan apa yang kita katakan," sebut Porterfield.

Atau, juga bisa mempertimbangkan untuk memulai bisnis sendiri di mana ide-ide kita menjadi prioritas utama.

3. Tidak menginginkan pekerjaan seperti atasan

Tanda lain yang jelas mengisyaratkan sudah waktunya untuk resign adalah perusahaan tempat kita bekerja tidak memberikan kesempatan untuk meraih karier yang diinginkan.

"Satu tanda bahaya di tempat kerja yang sering terlewatkan, yaitu ketika kita melihat bos kita dan bertanya pada diri sendiri, 'apakah saya ingin memiliki pekerjaan seperti bos saya jika naik jabatan?'" tutur Porterfield.

Baca juga: Ternyata, 3 Faktor Ini Bikin Pekerja Resign dari Perusahaan, Apa Saja?

Setiap kenaikan jabatan di perusahaan berbeda-beda, namun penting untuk melihat ke depan dan menentukan apakah jalur karier yang tersedia cocok dengan minat kita.

Jika kita tidak tertarik dengan jenis pekerjaan atasan, atau ingin memiliki pekerjaan yang lebih kreatif dan menghasilkan lebih banyak uang.

Hal itu menandakan perusahaan tersebut tidak cocok bagi perkembangan karier kita, catat Porterfield.

Dalam hal ini, kita dapat mengambil waktu selama tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan atau satu tahun untuk menentukan langkah selanjutnya.

Kita dapat mencari peluang pertumbuhan yang cocok dengan minat dan keinginan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau