Menurutnya, makan untuk menurunkan berat badan seharusnya tidak membatasi diri atau memaksa diri kita untuk makan atau minum sesuatu yang tidak menggugah selera.
"Itu pertanda bahwa Anda tidak membangun berkelanjutan kebiasaan dan itu juga menunjukkan bahwa Anda bersedia memprioritaskan penurunan berat badan daripada kesejahteraan Anda," tandasnya.
Ia menekankan penurunan berat badan merupakan proses rumit yang melibatkan serangkaian perilaku sehat, termasuk makan sehat, tidur, tetap aktif, dan mengelola stres.
Selain itu, genetika, hormon, dan faktor lain juga terlibat.
"Satu hal yang kami tahu pasti adalah tidak ada perbaikan cepat," katanya.
Ahli gizi terdaftar Maya Feller dari Maya Feller Nutrition yang berbasis di Brooklyn mengatakan bahwa tantangan media sosial semacam ini dapat menjadi pemicu bagi penderita gangguan makan.
"Video diet viral ini merusak dan berbahaya. Dibuat oleh orang-orang yang tidak memiliki kualifikasi dan mengundang histeria," katanya.
"Jika seseorang ingin membuat perubahan dalam kesehatan metabolisme mereka - cari seorang profesional," pesannya.
Baca juga: Minum Kopi Bikin Sakit Perut, Apa Sebabnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.