Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Konsultasi Transplantasi Rambut dari Turki Hadir di Indonesia

Kompas.com - 07/06/2023, 05:36 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerontokan menjadi masalah rambut yang paling sering terjadi pada pria dan ini bisa menyebabkan kebotakan seiring bertambahnya usia.

Bahkan, berdasarkan data dari American Hair Loss Association, sebanyak 25 persen pria mulai mengalami kerontokan rambut di usia 21 tahun.

Lalu, saat menginjak usia 50 tahun, ketebalan rambut pria akan semakin menipis hingga 85 persen.

Itulah alasan mengapa praktik penanaman atau transplantasi rambut (hair transplant) semakin diminati di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.

Layanan konsultasi transplantasi rambut di Indonesia

Beberapa nama public figure Indonesia diketahui pernah melakukan transplantasi rambut. Sebut saja Kevin Aprilio, Anang Hermansyah, hingga Atta Halilintar.

Turki pun menjadi salah satu destinasi paling populer untuk penanaman rambut.

Melihat tingginya minat masyarakat Indonesia untuk melakukan transplantasi rambut, klinik transplantasi rambut asal Turki, Asmed, pun membuka layanan konsultasinya di Indonesia.

Tidak hanya layanan konsultasi, Asmed Indonesia juga memiliki fasilitas perawatan yang berstandar dunia.

Mulai dari peralatan dan perlengkapan yang digunakan, tim ahli dan tim medis yang terkualifikasi, hingga pelayanan monitoring oleh personel Asmed dari sejak transplantasi hingga hasil transplantasi akhir.

Menurut pendiri Asmed Indonesia, Dr Koray Erdogan, dengan hadirnya Asmed Indonesia ini, maka akan sangat memudahkan pasien untuk mengakses layanan terbaik transplantasi rambut kelas dunia.

"Melalui Asmed Indonesia, kami ingin memberikan layanan dengan standar dunia, teknologi canggih, dan pengalaman tinggi di bidang hair transplant," ungkapnya saat pembukaan Asmed Indonesia di The Dharmawangsa Hotel, Sabtu (3/6/2023) lalu.

Koray sendiri adalah seorang ahli rambut yang sudah menggeluti bidang transplantasi rambut selama lebih dari 20 tahun dan memiliki reputasi tinggi di dunia.

Pria kelahiran 55 tahun yang lalu itu mendirikan klinik transplantasi rambutnya sendiri di tahun 2001.

Pada tahun 2004, Koray juga berhasil mengembangkan sistem manual Follicular Unit Extraction (FUE) uniknya sendiri yang dikenal dengan "Sequential Technique" yang telah dibuktikan di forum dan publikasi internasional.

Selanjutnya pada tahun 2016, Koray mendirikan World Fue Institute bersama dengan pakar transplantasi rambut dunia lainnya. Kemudian pada tahun 2019, ia terpilih sebagai Presiden World Fue Institute.

Di bawah naungan PT Prima Mahkota Indonesia, Asmed Indonesia, yang bergerak di bidang hair transplant (beauty and personal care), lebih mengutamakan inovasi teknologi di bidang medis untuk memberikan hasil alami dengan metode manual FUE dalam proses transplantasi rambut.

Koray juga menambahkan bahwa transplantasi rambut yang dilakukan di Asmed semua menggunakan metode operasi dengan pengawasan para ahli dan dokter anastesi sampai pengerjaan rambutnya selesai dengan baik.

"Operasi dilakukan dengan menggunakan alat yang sudah tersedia, jadi tidak ada sentuhan secara langsung pakai tangan yang bisa melukai kulit kepala," katanya.

"Setelah menjalani operasi, pasien bisa datang langsung untuk berkonsultasi, tapi jika tidak bisa datang cukup mengirimkan foto saja untuk mengetahui perkembangan dan kondisinya seperti apa," imbuh dia.

Untuk biaya melakukan transplantasi rambut sendiri tergantung pada kebutuhan jumlah rambut yang diinginkan, termasuk konsultasi. Namun, per helainya dibanderol dengan harga 3 euro atau sekitar Rp 47.702.

Baca juga: Transplantasi Rambut, Cara Pria Atasi Kebotakan Secara Permanen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com