Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/06/2023, 06:18 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kacang mungkin bermanfaat bagi kesehatan. Sayangnya, tidak semua orang bisa menyantapnya karena alergi. Bahkan pada beberapa anak-anak, alergi kacang itu bisa membahayakan nyawa.

Namun jangan sedih dulu. Pasalnya, saat ini ada penelitian yang tengah mencoba untuk mengatasi masalah alergi ini.

Dikutip dari Cleveland Clinic, pakar alergi Sandra Hong, MD, dan Jaclyn Bjelac, MD mengatakan bahwa program pengobatan yang berfokus pada bayi dan balita penderita alergi kacang terbukti efektif dalam mengatasi alergi yang diidap.

Adapun alergi kacang sendiri merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh mendeteksi kacang sebagai sesuatu yang berbahaya, membuatnya melepaskan antibodi untuk melawan bahaya.

Reaksi ini dapat menyebabkan gatal-gatal, muntah atau lebih parahnya lagi, bisa menyempitkan saluran pernapasan dan menyebabkan kematian.

Ironisnya, nampaknya cara terbaik untuk membantu anak yang menderita alergi kacang ini adalah dengan membiasakan konsumsi kacang secara perlahan.

Menurut Hong, program pengobatan early peanut oral immunotherapy (EPOIT) yang dikembangkan Cleveland Clinic terbukti efektif dalam “mengajari” sistem kekebalan tubuh untuk berhenti memiliki reaksi berlebih terhadap kacang.

Baca juga: 7 Pemicu Alergi yang Jarang Kita Sadari

Dalam program ini, anak berusia empat tahun kebawah yang alergi kacang menjadi toleran terhadap kacang dengan menelan kacang dengan ukuran kecil sedikit demi sedikit. Porsi kacang pun akan ditambahkan bertahap setelah beberapa bulan.

Tujuan minimum program ini adalah untuk membuat anak-anak ini setidaknya bisa memakan sekitar dua buah kacang tanpa mengalami reaksi tertentu, yang akan membantu melindungi anak jika mereka tidak sengaja menggigit kacang.

“Jika menggigit sebuah cookie dan menyadari bahwa ada kacang di dalamnya, tidak akan ada yang terjadi. Ini adalah bentuk perlindungan yang sebelumnya tidak ada,” ujar Bjelac.

Para partisipan program ini pun mulai merasa bahwa sistem kekebalan tubuhnya berubah drastis sehingga dapat memakan produk mengandung kacang dengan bebas.

“Mereka bisa hidup seperti biasa, seaakn-akan tidak pernah memiliki alergi kacang,” ujar Bjelac.

Proses pengobatan

Kunci EPOIT adalah usia peserta, karena reaksi terhadap alergen makanan biasanya tidak terlalu parah pada anak usia dini.

Lalu, program ini akan dimulai dengan pemberian kacang dalam jumlah kecil. Pada siklus pengobatan awal, dosis hariannya adalah 8 miligram protein kacang tanah, yang akan ditingkatkan setiap dua minggu jika tidak ada kemunduran.

Setiap peningkatan dosis selai kacang akan dilakukan di kantor para ahli alergi untuk berjaga-jaga jika terjadi reaksi, dan anak akan dipantau selama satu jam setelah pemberian dosis yang lebih tinggi.

Proses pengobatan ini pun akan memakan waktu sekitar empat hingga enam bulan, dengan pemberian dosis pemeliharaan dilanjutkan setidaknya selama satu tahun.

Saat ini, 80 persen anak-anak dalam program ini pun sudah mampu mengigit kacang tanpa reaksi apapun.

Baca juga: Ingin Sembuh Dari Alergi, Salah Satunya Dengan Menghadapi Alergen Itu

Perubahan dalam pengobatan

Membangun toleransi terhadap alergen dengan mengonsumsi alergen itu sendiri sebenarnya merupakan konsep yang cukup baru, karena sebelumnya dokter-dokter menyarankan agar makanan alargen dijauhkan dari anak yang memiliki alergi.

Namun, pemikiran tersebut mulai berubah setelah penelitian menunjukkan bahwa menghilangkan makanan tertentu tidak memperlambat perkembangan alergi.

Bahkan faktanya, studi Learning Early About Peanut (LEAP) pada 2015 menemukan bahwa alergi kacang akan menurun saat diperkenalkan pada alergennya sejak dini.

Lalu pada 2017, National Institute of Allergy and Infectious Diseases merekomendasikan agar kacang diperkenalkan sejak anak berusia empat bulan untuk mencegah berkembangnya alergi kacang.

Kini, satu di antara lima anak dengan alergi kacang pun berhasil mengatasi kondisinya sebelum beranjak dewasa.

Seementara itu pada 2020, Food and Drug Administration (FDA) AS pun menyetujui obat bernama Palforzia® untuk mengurangi reaksi alergi kacang pada anak berusia empat hingga 17 tahun.

Lalu, ada pula epicutaneous immunotherapy, dimana beberapa tetes alergen kacang dari protein kacang dibuat menyebar ke dalam tubuh melalui kulit untuk membangun toleransi.

Untuk itu, Hong pun yakin bahwa angka anak dengan alergi kacang akan segera menurun.

“Kita mulai menuju obatnya,” ujarnya.

Baca juga: Ancaman Alergi Susu Melebihi Alergi Kacang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com