Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunikasi Buruk Rusak Hubungan, Begini Tips Mencegahnya

Kompas.com - 05/07/2023, 21:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kunci dari hubungan yang sukses salah satunya adalah menjaga komunikasi yang tetap baik.

Mengingat, masalah dalam hubungan sering kali tidak hanya disebabkan oleh karena kurangnya keintiman, tetapi juga kesalahpahaman akibat buruknya komunikasi satu sama lain.

Menurut presiden Covisioning LLC dan ahli dalam melatih perilaku serta kepemimpinan, Marcia Reynolds, PsyD, kebiasaan komunikasi yang paling buruk adalah mengasumsikan apa yang orang lain maksud dan inginkan tanpa mendengarkan sepenuhnya.

"Kita akan berhenti mendengarkan ketika kita merasa sudah tahu semuanya," kata Reynolds.

Baca juga: Rendy Kjaernett Berdalih Selingkuh karena Curhat, Ini Pentingnya Komunikasi di Pernikahan

"Bahkan jika kita telah mengenal seseorang cukup lama, asumsi bahwa kita tahu apa yang ada dalam pikirannya tanpa benar-benar mendengarkan dan ingin tahu tentang kata-katanya adalah kebiasaan yang buruk," terang dia.

Reynolds pun menambahkan, kebiasaan ini tidak hanya menyebalkan, namun juga dapat merusak hubungan.

Tips mencegah komunikasi yang buruk dalam hubungan

Untuk mencegah hubungan memburuk atau bahkan rusak, para ahli membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan dalam mencegah komunikasi yang buruk.

Lebih lanjut, simak penjelasan selengkapnya seperti yang dilansir dari laman Psychology Today berikut ini.

1. Mulailah untuk lebih mendengarkan

Reynolds mengatakan, beberapa keterampilan coaching dapat membantu kita menciptakan kebiasaan mendengarkan yang baik.

Untuk menentukan arah sesi, pelatih diharuskan mengklarifikasi dan menyetujui secara lisan apa yang ingin dibuat atau diubah oleh klien di awal percakapan.

"Semakin banyak pelatih berusaha memahami apa yang dimaksud klien ketika mereka menekankan kata kunci atau mengulang frasa, semakin baik mereka dapat menyetujui apa yang sebenarnya diinginkan klien yang tidak mereka miliki sekarang," ungkap dia.

"Jika tidak ada kesepakatan yang jelas tentang apa yang benar-benar diinginkan klien sebagai hasil yang diinginkan, mereka mungkin senang membicarakan masalah mereka, tetapi tindakan yang mereka sepakati di akhir sesi mungkin tidak akan mencapai hasil jangka panjang."

Baca juga: 3 Zodiak yang Ahli dalam Urusan Komunikasi

"Masalahnya mungkin akan muncul kembali di masa depan ketika menghadapi situasi yang sama," sambung dia.

Jika apa yang dinyatakan oleh klien tidak jelas dan tidak dapat diamati, seperti "lebih percaya diri" atau "merasa lebih termotivasi saat bangun tidur", pelatih perlu bertanya kepada klien apa arti percaya diri atau perasaan termotivasi bagi mereka, dan apa yang akan berubah saat mereka memiliki perasaan tersebut.

Menurut Reynolds, kita juga dapat menggunakan pendekatan coaching ini dalam semua percakapan.

Hal ini berguna untuk membatasi membuat asumsi yang tidak berdasar dan mengklarifikasi dengan rasa ingin tahu apa yang tampaknya menjadi kata-kata terpenting yang digunakan seseorang.

"Mulailah dengan tidak berasumsi apa-apa. Jangan berpikir bahwa kita tahu apa yang mereka pikirkan tanpa mengklarifikasinya," ujar Reynolds.

Alih-alih berasumsi dan jadi orang yang "sok tahu", Reynolds menyarankan kita untuk menanyakan kepada orang tersebut apa arti kata-kata yang digunakannya bagi dia.

Pastikan juga untuk memahami apa yang dilihat ketika dia menjelaskan apa yang dimaksud.

Setelah kita memiliki pemahaman yang sama tentang makna yang dilekatkan pada kata-katanya, kita dapat melanjutkan percakapan.

Baca juga: Cara Deteksi Pembohong Lewat Komunikasi Non-Verbal

2. Berani untuk tidak berasumsi

Melepaskan keinginan untuk berasumsi terhadap pikiran orang lain membutuhkan keberanian.

Kita harus menggunakan tekad yang kuat untuk secara konsisten membiarkan diri menjadi lebih penasaran.

Tidak mengetahui apa yang dipikirkan orang bukan berarti kita tidak tahu apa-apa, dan itu bisa membuat kita menjadi sangat tertarik.

Dalam bukunya yang berjudul "In Awe: The New Science of Everyday Wonder and How It Can Transform Your Life", Dacher Keltner mengatakan, ada banyak kesempatan untuk mendapatkan rasa kagum setiap hari.

Keltner mendefinisikan rasa kagum sebagai perpaduan antara kekaguman, keingintahuan, dan apresiasi yang mendalam.

Ketika kita tenang dan membuka pikiran dengan kekaguman, maka kita dapat mengalami perasaan bebas dari kekhawatiran duniawi dan larut sepenuhnya ke dalam momen tersebut.

Dapatkah kita menggunakan rasa ingin tahu untuk terhubung lebih dalam?

Dapatkah kita beralih dari membuat asumsi cepat tentang apa yang orang lain maksud dan butuhkan menjadi ingin tahu tentang bagaimana manusia yang luar biasa dan mengejutkan yang bersama kita mendefinisikan dirinya sendiri, situasinya, dan keinginannya?

Biarkan kebutuhan dan ketakutan kita surut saat kita mencari, menyaksikan, serta menerima pengalaman orang yang menarik bersama kita.

Baca juga: Tips Membuat Komunikasi Antargenerasi Berjalan Lancar

3. Mengesampingkan rasa "sok tahu"

Pakar kepemimpinan dan inovasi, Hal Gregersen menyarankan untuk menghabiskan lebih banyak waktu berdiam diri, karena kita tahu bahwa kita bisa saja salah.

Jangan hanya ingin tahu. Ajukan pertanyaan, "Apa yang membuat saya bisa saja salah?" Kemudian akui, "Apa yang bisa saya lihat sekarang yang tidak saya ketahui dan tidak saya cari?"

Dengan berani melepaskan rasa tahu, kita bisa dengan berani pula melakukan perjalanan bersama dengan seseorang yang melampaui batas-batas ceritanya.

Selain itu, untuk menjadi komunikator yang lebih baik, hilangkan kebiasaan menjadi orang yang "sok tahu" sehingga kita bisa menggantinya dengan menjadi orang yang mengajak orang lain berdialog secara kreatif.

"Jadilah orang yang selalu ingin tahu akan apa yang tidak kita ketahui."

Baca juga: 5 Cara Mengajarkan Komunikasi Asertif pada Anak

"Lihatlah segala sesuatu sebagai sesuatu yang baru, sehingga kita tidak akan melewatkan apa yang sedang berubah," saran Gregersen.

"Merangkul ketidaktahuan sebenarnya bisa menjadi lebih menyenangkan dan juga lebih menarik," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com