Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pameran di Prambanan, Ini 10 Hal yang Perlu Diketahui Tentang KAWS

Kompas.com - 20/08/2023, 14:40 WIB
Wisnubrata,
Elisabeth Christ Adventia

Tim Redaksi

Sumber Christie's

KOMPAS.com - Belakangan ini nama KAWS sedang disebut-sebut di Indonesia. Pasalnya seniman asal Amerika Serikat, yang bernama asli Brian Donnely ini memajang karyanya berupa boneka raksasa berukuran 45 meter di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta.

Pameran bertajuk KAWS: Holiday yang dihadirkan mulai 19 Agustus 2023 hingga 31 Agustus 2023 ini merupakan bagian dari rangkaian tur yang dimulai tahun 2018, dan telah memamerkan karya berukuran raksasa di Seoul, Taipei, Hong Kong, Tokyo, Bristol, Singapura, Gunung Changbai, Melbourne, sampai diluncurkan ke stratosfer di angkasa.

Di pelataran Candi Prambanan ini Donelly bersama dengan kolaborator dan penyelenggaranya, AllRightReserved dan AKG Entertainment, menampilan boneka raksasa berwarna merah muda yang dinamai dengan “Accomplice”.

Baca juga: Patung Raksasa KAWS Bakal Mampir ke Candi Prambanan, Catat Jadwalnya

Namun meski nama KAWS populer di kalangan anak muda, masih banyak yang bertanya-tanya, siapakah sebenarnya dia?

10 hal yang perlu diketahui tentang KAWS

1. KAWS bukanlah nama aslinya

SK Lam, pendiri AllRightsReserved dan Axton Salim, Board Member dari AKG Entertainment, dan Brian Donelly alias KAWS SK Lam, pendiri AllRightsReserved dan Axton Salim, Board Member dari AKG Entertainment, dan Brian Donelly alias KAWS
Pria yang kini kerap tampil dengan rambut plontos dan mengenakan topi ini aslinya bernama Brian Donelly, lahir pada tahun 1974 mempelajari ilustrasi di Sekolah Seni Visual di New York.

Sebelum meraih kesuksesannya sebagai seorang seniman, ia bekerja sebagai pelukis background di berbagai animasi seperti Disney’s 101 Dalmations, dan pertunjukkan Daria and Doug.

2. KAWS memulai karirnya sebagai seniman graffiti

Sejak berusia muda, Donelly telah dikenal karena suka mencoreti bangunan di New Jersey dan Manhattan dengan tulisan ‘KAWS’, sebuah tanda yang Iia pilih karena ia suka rupa huruf-huruf tersebut ketika disatukan.

Meski begitu, ia kemudian mengubah tanda sederhana ini dengan mengembangkan sebuah gaya unik seperti menambahkan figur-figur kartun pada corat-coretnya.

Belakangan ia mereplikasi karya-karya ini dalam berbagai poster, termasuk "plesetan" iklan Calvin Klein yang menampilkan Christy Turlington sedang dipeluk oleh sosok berwarna hijau, yang merupakan versi awal dari figur yang kini sangat terkenal.

Karyanya di seni graffiti membuat KAWS dikenal oleh beragam audiens, termasuk mereka yang tidak berkecimpung dalam dunia seni.

Tidak seperti kebanyakan seniman, KAWS tidak memulai karirnya dengan sebuah galeri; ia justru sepenuhnya sadar akan keuntungan memamerkan karyanya di jalanan dan menciptakan karya-karya dalam jumlah besar agar menjadi terkenal. Penggemarnya pun menjadi banyak hingga menarik perhatian para kolektor dan kritikus.

Bicara soal awal karisnya sebagai seniman graffiti, Donelly pernah mengatakan ‘Ketika saya menggambar graffiti, pikiran saya adalah “Saya hanya ingin exist.” Saya ingin exist lewat bahasa visual ini… Tidak ada artinya membuat lukisan bila saya tidak bisa menjangkau orang-orang.’

3. Namanya besar lewat boneka

Pada 1999, KAWS mengunjungi Jepang setelah didekati oleh Bounty Hunter, sebuah merek boneka dan streetwear ternama. Ia kemudian membuat mainan pertamanya, ‘COMPANION’.

Diproduksi sebanyak 500 buah, boneka tersebut langsung habis terjual, dan COMPANION menjadi figur yang muncul secara berkala di karya KAWS.

4. Momen menentukan bagi KAWS

KAWS bersama AllRightReserved dan AKG Entertainment, menampilan boneka raksasa berukuran panjang 45 meter berwarna merah muda yang dinamai dengan ?Accomplice? di Candi Prambanan Yogyakarta KAWS bersama AllRightReserved dan AKG Entertainment, menampilan boneka raksasa berukuran panjang 45 meter berwarna merah muda yang dinamai dengan ?Accomplice? di Candi Prambanan Yogyakarta
Pada Maret 2019, boneka COMPANION milik KAWS dalam versi sebuah balon sepanjang 36 meter didirikan di Victoria Harbour, Hong Kong selama penyelenggaraan Art Basel.

Dijangkar dengan beban seberat 40 ton, versi boneka balon ini — dijuluki sebagai KAWS: HOLIDAY — sebelumnya muncul pula di Seoul dan Taipei, menandai salah satu langkah seniman tersebut dalam kenaikan ketenarannya selama beberapa tahun terakhir.

Tahun ini KAWS: Holiday hadir di pelataran Candi Prambanan, namun menggunakan figur bernama Accomplice, sepanjang 45 meter dalam posisi tiduran terlentang dengan kaki dilipat dan tangan menutupi mukanya.

Meskipun KAWS sudah mendapatkan kesuksesan dan perhatian di tahun 2000, Laporan Intelijen Artnet 2019 melaporkan bahwa di tahun 2017 standar harga penjualan bonekanya naik dua kali lipat dari 42,272 dolar (sekitar Rp 650 ribu) menjadi 82,063 dolar atau sekitar Rp 1,25 juta.

Pada November 2018, lima karya KAWS terjual dengan harga mencapai lebih dari 1 juta dolar atau sekitar Rp 15,3 miliar, dan sepanjang tahun itu karyanya menghasilkan 33,8 juta dolar atau sekitar Rp 518 miliar dalam pelelangan.

5. Instagram membantunya terkenal

Kesuksesannya di Instagram telah menjadi faktor besar dalam kepopulerannya ke barisan depan dunia seni kontemporer. Pada saat tulisan ini dibuat, ada lebih dari 1,7 juta postingan dengan tagar #kaws di Instagram, belum termasuk tagar lain yang juga menggunakan kata KAWS.

Hal ini sebagian dmerupakan fakta bahwa karya bergaya pop-art-nya direproduksi dan dibagikan secara online oleh banyak orang, di mana seni jalanan telah merambah ke dunia digital.

6. Membandingkan KAWS dengan Basquiat dan Haring

Dideskripsikan oleh kurator dan sejarawan seni, Michael Auping, sebagai ‘Mimpi Buruk Clement Greenberg’, KAWS dipandang sebagai "anak bengal" di dunia seni New York.

Banyak pihak yang membandingkan dia dengan Jean-Michael Basquiat dan Keith Haring, yang juga memulai gaya uniknya dari jalanan, dan juga Andy Warhol serta Jeff Koons, yang memiliki pemahaman instingtif mengenai reproduksi karya seni secara mekanik.

7. Dikenal karena menggubah karakter populer

Tidak ada kartun yang bebas dari penggubahan menjadi KAWS. Seniman ini dikenal karena memparodikan banyak tokoh kartun ikonik menjadi gaya khas KAWS dengan mata bersilang.

Dalam melakukannya ia menunjukkan ketertarikannya pada nilai-nilai budaya universal dari karakter tersebut, membangun kembali pemikiran bahwa dia tidak membedakan antara konsep seni yang ‘tinggi’ dan ‘rendah’.

8. Menjadikan pamerannya sebagai tempat orang berkumpul

KAWS: Holiday di Prambanan dengan latar belakang Gunung Merapi KAWS: Holiday di Prambanan dengan latar belakang Gunung Merapi
Pada 2012, sebuah balon boneka KAWS COMPANION terlihat melayang di jalanan Manhattan sebagai bagian dari Parade Hari Thanksgiving Macy. Matanya yang berbentuk XX ditutup oleh sarung tangan yang besar.

Penampilan Companion bersama karakter Mickey Mouse dan Sonic the Hedgehog membuktikan kemampuan KAWS mengubah seni menjadi tontonan untuk konsumsi masa.

Hal ini juga diungkapkannya di Prambanan saat memajang Accomplice.

“KAWS: HOLIDAY dibuat untuk menyediakan relaxing situation, menghadirkan suasana rileks, serta membantu orang-orang bertemu dan terhubung antara satu sama lain. Mereka bisa mengobrol sambil menikmati Accomplice,” ujar Donelly di Prambanan, Jumat sore (18/8/2023).

9. KAWS dan kolaborasi

Setelah sukses meluncurkan label fashion-nya sendiri, Original Fake, di awal tahun 2000an, KAWS mulai bekerja dengan beberapa merek streetwear terkenal termasuk Bathing Ape dan Supreme.

Pada tahun 2019, di Paris Fashion Week KAWS juga menampilkan kolaborasi dengan Dior. Bahkan beberapa saat lalu, figur KAWS juga terlihat di kaos-kaos keluaran Uniqlo.

KAWS juga berkolaborasi dengan Campana bersaudara dalam serangkaian furniture yang dilapisi mainan mewah, yang didebutkan dalam Art Basel Miami dan secepatnya dibeli oleh Travis Scott dan Kylie Jenner.

Baca juga: Antrean Uniqlo X KAWS, dari Ijin Kerja hingga karena Sayang Anak

10. Karya KAWS dijual mulai 15 dollar tapi sulit mendapatkannya

Tidak semua karya KAWS atau kolaborasinya dihargai selangit. Ada beberapa yang bisa kita beli dengan harga di bawah Rp 200 ribu, seperti kaos kolaborasi KAWS dengan Uniqlo.

Masalahnya mendapatkan produk KAWS dan kolaborasinya tidak mudah. banyak koleksi sold out pada hari pertama penjualan. Jika kamu sekarang membuka ddtstore.com yang menjual koleksi KAWS, kamu hanya akan mendapati tulisan sold out.

Tak heran bila banyak koleksi kemudian berlipat harganya di tangan reseller. Misalnya triptych monumental In The Woods (2002) terjual seharga 3,855,000 dolar atau Rp 518 miliar pada tahun 2019 di pelelangan Christie New York — lebih dari dua kali lipar perkiraan awalnya.

Meski demikian, Brian Donelly biasa tetap tampil bersahaja, mengenakan jeans, t-shirt, dan topi, seperti saat dia berada di Prambanan.

Mengaku baru pertama kali ke Indonesia, Brian menyempatkan diri ke Candi Borobudur, mengunjungi artjog di Yogyakarta, bahkan mengunggah foto-foto Borobudur dan karya seniman Yogyakarta di instagramnya. Tentu hal ini membuat heboh para netizen Indonesia.

Baca juga: Ajak Orang Terhubung Kembali, KAWS Hadirkan Boneka 45 Meter di Candi Prambanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com