Kamu harus tetap berfokus pada pengalamanmu sendiri dan mempertahankan sudut pandangmu. Meski begitu, kamu perlu hati-hati agar tidak membuat asumsi tentang apa yang orang lain pikirkan atau niatkan.
Cara ini bisa dilakukan dengan menggunakan kata "aku". Orang cenderung lebih terbuka mendengarkan apa yang kamu katakan tanpa merasa terancam saat kamu menggunakan kata-kata seperti itu.
Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan kepada teman kerjamu, "Beberapa hari yang lalu, saat kita sedang di ruang istirahat, aku menyapa kamu tapi tidak mendapatkan balasan."
Walaupun bisa menjadi sulit untuk mengungkapkan perasaanmu, ini adalah langkah yang sangat penting.
Tetaplah menggunakan kata "aku" dalam langkah ini. Tetaplah berusaha untuk tidak menebak perasaan atau maksud orang lain.
Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan kepada teman kerjamu, "aku merasa cemas tentang apa yang terjadi hari itu dan bertanya-tanya apakah semuanya baik-baik saja antara kita."
Langkah akhir adalah mengajukan pertanyaan. Ini bisa sederhana, seperti "Bisakah kita berbicara?" Dengan mengajukan pertanyaan, kamu membuka pintu untuk percakapan.
Ini bertujuan agar kamu bisa berbicara terbuka tentang perasaan kalian berdua dan mencari solusi.
Namun, bagaimana jika kamu mengikuti langkah ini dan masih belum menemukan penyelesaian?
Jika kamu merasa tersesat atau bingung dengan bagaimana seseorang meresponmu, kembali ke awal dan ulangi langkahnya. Ini dapat membantu kamu tetap fokus pada sudut pandangmu dan mencegah terjadinya argumen yang menjauh dari topik.
Baca juga: Cara Hadapi Tekanan dalam Keluarga dengan Asertif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.