Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Menyelisik Kesehatan Mental dari Catur Murti R.M.P. Sosrokartono

Kompas.com - 02/09/2023, 07:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Merujuk pada prinsip kebenaran ala Sosrokartono, maka manusia yang sehat adalah manusia yang bisa menjadi manusia bagi manusia lainnya (“man for others” dan “man with others”).

Manusia yang sehat secara mental adalah manusia yang dapat memberi cinta dan kasih pada sesama.

Pada saat salah satu dari keempat murti (pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan) beroperasi hanya didasarkan kepentingan diri sendiri, maka pada saat itu sebenarnya ada yang “sakit” dari diri kita.

Orang yang sedang tidak baik-baik saja secara psikologis akan kesulitan memberi diri bagi orang lain. Mereka sedang melihat diri merekalah yang perlu “disembuhkan”, “diperbaiki”, “diperhatikan”, “dirawat”, “disempurnakan”, “dihargai”, dan lain sebagainya.

Tidak hanya benar dalam empat wujud diri, ajaran catur murti juga menuntut manusia yang “linuwih” untuk konsisten dalam pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan.

Hal ini berarti pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan harus sama; apa yang dipikirkan, itulah yang dikatakan; apa yang dirasakan, itulah yang dilakukan; dan seterusnya. Manusia yang sehat mental itu konsisten dalam perkataan, perbuatan, pikiran, dan perasaan.

Umum kita melihat seseorang (atau mungkin diri kita sendiri) yang memiliki sikap yang berbeda antara apa yang mereka katakan dan apa yang mereka pikirkan; banyak pula yang membuat perbedaan antara apa yang dirasakan dan apa yang dilakukan, dan lain seterusnya.

Ini adalah salah satu indikasi bahwa diri sedang tidak baik secara psikologis. Perbedaan semacam ini terjadi karena empat perwujudan, yang telah disebutkan di awal, tidak seimbang; misalnya saat pikiran sedang sangat mendominasi hingga rasa yang kalah, atau saat perbuatan dan kata-kata dilakukan tanpa pikiran yang matang.

Sosrokartono memang bukan ilmuwan psikologi, tetapi ajaran catur murti beliau dapat kita gunakan sebagai acuan sehat mental ala “timur”.

Manusia yang sehat adalah manusia yang konsisten dalam pikiran, perkataan, perbuatan, dan perasaan; serta mengoperasikan keempatnya berlandaskan cinta kepada Tuhan dan sesama.

Berdasarkan standar ini, apakah saat ini Anda sehat mental?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com