Ia mengatakan untuk mengetahui penyakit ini kuncinya adalah faktor risiko.
Pecahnya sebuah aneurisma berhubungan erat dengan peningkatan usia seseorang. Usia diatas 40 tahun merupakan salah satu faktor risiko, namun puncak kejadian pecahnya aneurisma otak terjadi pada rentang usia 55-60 tahun.
namun, tak menutup kemungkinan penyakit ini terjadi pada usia 30an tahun.
Secara umum jenis kelamin perempuan memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi, baik terhadap timbulnya aneurisma maupun untuk kejadian pecahnya aneurisma.
Belum jelas diketahui penyebabnya, namun diduga faktor hormonal menjadi pemicu kuat, termasuk adanya riwayat penggunaan hormon pencegah kehamilan.
Seseorang yang menderita penyakit tekanan darah tinggi memiliki risiko sebesar 2,5 kali lebih tinggi terhadap kejadian pecahnya aneurisma dibandingkan dengan orang bertekanan darah normal.
Di samping itu jenis kelamin perempuan yang disertai penyakit tekanan darah tinggi akan berisiko mengalami perburukan 30% dibandingkan dengan laki-laki.
Merokok merupakan faktor risiko yang sangat kuat dan langsung terhadap kejadian aneurisma pecah.
Artinya efek samping merokok dipercaya sedemikian kuatnya merusak dinding pembuluh arteri melalui proses peradangan dinding dan menyebabkan penipisan jaringan penunjang dinding arteri.
Perokok memiliki kemungkinan timbulnya aneurisma pecah hingga dua kali lipat lebih tinggi dibanding non-perokok.
Konsumsi minuman alkohol yang melebihi 150 gram per minggu atau sekitar 5.000 ml bir, merupakan faktor risiko sangat kuat yang memiliki rasio sebesar 4,7 kali lebih tinggi terhadap kejadian pecahnya aneurisma dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi alkohol.
Banyak penelitian telah membuktikan faktor genetik berperan dalam memicu aneurisma yang pecah hingga terjadi perdarahan.
Sekitar 10% kasus perdarahan otak akibat aneurisma pecah memiliki riwayat keluarga yang positif mengalami penyakit aneurisma.
Penggunaan kokain atau amfetamin dapat meningkatkan risiko aneurisma.
Cedera kepala dapat merusak pembuluh darah di otak. Hal ini meningkatkan risiko terkena aneurisma.
Beberapa kondisi medis, seperti penyakit ginjal polikistik dan malformasi arteri-vena (AM), dapat meningkatkan risiko terkena aneurisma.
Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi di otak atau pembuluh darah dapat menyebabkan perkembangan aneurisma.
Untuk itu, dr. Joy menyarankan jika kita memiliki tiga sampai empat dari faktor risiko aneurisma otak, segera lakukan screening untuk pengecekan meskipun tubuh merasa sehat.
Baca juga: Mengenal Aneurisma, Pecah Pembuluh Darah Otak Mendadak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.