KOMPAS.com - Rebahan atau bermalas-malasan tak selalu berdampak buruk.
Meski sering dikaitkan dengan perilaku nirfaedah, tapi rebahan adalah kondisi yang wajar dan sering dilakukan banyak orang dari waktu ke waktu.
Jika dilihat dari sudut pandang ilmiah, para ahli mengakui kalau rebahan memiliki manfaat yang positif bagi kesehatan mental.
Baca juga: Benarkah Hobi Rebahan, Malas Mandi, dan Susah Tidur adalah Ciri Gangguan Jiwa Tahap Awal?
Colleen Marshall, seorang terapis pernikahan dan keluarga bersertifikat dari Two Chairs tidak setuju jika rasa malas tidak memiliki manfaat bagi kesehatan.
Pada beberapa situasi, bermalas-malasan juga dapat berdampak positif bagi psikologis seseorang.
Lalu, apa saja manfaatnya? Berikut uraian selengkapnya.
Penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology menemukan, duduk dan terdiam dapat membantu meningkatkan kreativitas dan mencari solusi pemecahan suatu masalah.
Bermalas-malasan yang dimaksud adalah dalam konteks membiarkan pikiran mengembara ke mana-mana.
Para peneliti kemudian melakukan eksperimen yang mengharuskan sejumlah orang untuk memprediksi seberapa besar mereka menikmati momen bermalas-malasan tanpa gangguan apa pun seperti makan, berjalan-jalan atau memeriksa ponselnya.
Para peserta yang merasakan pengalaman "bermalas-malasan" merasa momen itu lebih menyenangkan dan sensasinya lebih dari yang mereka pikirkan.
"Saat kita membiarkan diri bersantai dan tidak fokus, kita akan membiarkan pikiran kita menjadi lebih efektif dan fleksibel," papar Marshall.
Kondisi yang seperti itu dapat menghasilkan kreativitas baru atau memahami sesuatu dengan perspektif baru.
Di samping itu, setelah pikiran kita melambat, hal itu juga membuat kita lebih terkoneksi dengan orang di sekitar kita.
"Saat kita ada di depan layar, kita kehilangan peluang sosial untuk terhubung."
"Sementara waktu yang tenang memungkinkan kita melakukan lebih banyak kontak mata dengan orang lain, memerhatikan orang lain dan berpotensi memiliki lebih banyak rasa empati."
Demikian kata Lauren Cook, seorang psikolog yang berbasis California, Amerika Serikat.
Poin yang satu ini memang tidak memiliki kaitan langsung dengan rebahan atau bermalas-malasan, tetapi lebih mengarah pada aktivitas mundur sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan.
Menurut penelitian di Rumah Sakit Umum Massachusetts, mengambil langkah mundur dengan teknik relaksasi secara sadar seperti meditasi, pernapasan dalam dan berdoa dapat mengurangi kebutuhan layanan kesehatan sebesar 43 persen.
Aktivitas yang satu ini telah terbukti mengurangi gangguan yang berhubungan dengan stres, seperti kecemasan, depresi dan gangguan kesehatan lainnya seperti sakit kepala, punggung, insomnia, iritasi usus besar dan ketidaknyamanan di dada.
Berdiam diri dan melamun atau mengobrol dengan rekan kerja sambil minum kopi juga dianggap sebagai aktivitas bermalas-malasan.
Tapi di sisi lain, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Organizational Behavior menemukan fakta, istirahat sejenak bisa meningkatkan energi dan kemampuan untuk pulih secara mental dalam menuntaskan segala tugas dan pekerjaan.
Baca juga: Hobi Bermalas-malasan Ternyata Diturunkan secara Genetik, Ini Penjelasannya
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.