Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Kesalahan Orang Introvert dalam Menjalin Hubungan Asmara

Kompas.com - 25/09/2023, 08:15 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Orang introvert adalah pasangan yang luar biasa.

Mereka memperhatikan hal-hal kecil, mereka adalah pendengar yang baik, dan mereka cenderung berpikir sebelum berbicara.

Lalu, karena mereka menghargai ruang mereka sendiri, mereka juga menghargai privasi dan otonomi dalam suatu hubungan.

Namun, tidak juga diragukan bahwa sifat introvert yang tertutup terkadang dapat menyebabkan beberapa masalah dalam hal percintaan.

Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum, yang kerap dilakukan seorang introvert kala menjalin hubungan asmara.

Baca juga: 10 Pekerjaan yang Cocok untuk Kepribadian Introvert

1. Terkesan tidak tertarik 

Ini adalah nilai tambah bahwa introvert, sebab bukanlah tipe orang yang membutuhkan orang lain.

Tapi, jika kamu seorang introvert seharusnya kamu berusaha agar seseorang tahu bahwa  kamu memang tertarik. Pada bagian inilah si introvert terkadang melakukan kesalahan.

Dalam pikiran si introvert, senyuman biasa yang diberikan, atau sebaris teks yang dikirimkan sudah cukup untuk menunjukkan perasaan pada orang yang ditaksir.

Namun bagi orang lain, hal ini hanya terlihat seperti kurang perhatian.

2. Terlalu banyak berpikir

Sifat si introvert yang penuh pertimbangan membuat dia menarik dan menjadi sosok yang jeli. Tapi, sifat itu pula yang bisa membuat si introvert menjadi terlalu banyak berpikir. 

Hal ini dapat mempersulit dalam hubungan asmara. Sesuatu yang tidak perlu menjadi masalah besar, tapi mungkin bisa menjadi masalah besar bagi si introvert dan hubungannya.

Kita mungkin menebak-nebak diri kita sendiri dalam prosesnya atau mencoba menganalisis secara berlebihan setiap hal kecil yang dikatakan atau dilakukan pasangan.

Sebagai seorang introvert, pikiran adalah "taman bermain", tapi pikiran kita juga bisa menjadi penjara.

Jadi, sebaiknya hentikan berpikir berlebihan ketika hal itu muncul. Jangan pernah mengasumsikan apa pun. Sebaliknya, tanyakan pada orang lain.

Hal ini akan menyelamatkan kita dari banyak kekhawatiran dan kekacauan yang tidak perlu.

 

3. Tidak membuka diri

Butuh waktu lebih lama bagi introvert untuk merasa cukup nyaman dalam menunjukkan ketertarikannya secara terbuka.

Namun -memang-, sesungguhnya bagian ini memang terasa sulit bagi semua, entah ekstrovert, apalagi introvert.

Namun, saat kita mencoba membangun kepercayaan, penting untuk mendorong diri sendiri dan berbagi dengan pasangan.

"Pacar saya adalah seorang introvert, dan dia berjuang dengan hal ini lebih dari saya," ungkap Tina Fey, pendiri blog Love Connection.

Baca juga: 9 Hal yang Membuat Orang Introvert Bahagia

Tina belajar psikologi dan memiliki gelar Master dalam bidang perkawinan, keluarga, dan konseling hubungan. 

Menurut Tina, terkadang sang pacar tidak akan memberi tahu bahwa sesuatu yang penting telah terjadi hingga beberapa hari kemudian.

"Atau saya akan merasakan ada sesuatu yang salah tapi perlu beberapa kali mencoba bertanya sebelum dia terbuka," sebut Fey.

Kita perlu berbagi pikiran dan perasaan dalam sebuah hubungan. Ketika kita merasa sulit untuk melakukannya, hal itu dapat berdampak pada tingkat keintiman.

4. Memendam perasaan dan keinginan

Ada kebutuhan kita tidak bisa dinegosiasikan. Itu adalah hal-hal penting yang harus kita dapatkan dari pasangan agar hubungan dapat berjalan dalam jangka panjang.

Keinginan kita di sisi lain adalah hal-hal yang kita inginkan, tapi bisa dikompromikan.

Beberapa kebutuhan dan keinginan pasangan mungkin tumpang tindih. Sebagai contoh, kesetiaan dan rasa hormat mungkin sama pentingnya bagi kedua orang yang mnejadi hubungan.

Tapi, untuk hal yang lain mungkin tidak.

Seorang introvert mungkin lebih menghargai kebebasan dan ruang pribadi daripada pasangannya yang ekstrovert.

Sementara, karena komunikasi terbuka adalah area yang terkadang tidak dimiliki oleh introvert, maka dia mungkin tidak selalu terbuka tentang kebutuhan dan keinginan ini.

Namun, hal ini sangat penting untuk dibenahi demi memastikan kita memahami satu sama lain, membangun kepercayaan, dan menghindari kesalahpahaman.

5. Menghindari pertengkaran

"Konfrontasi membuat saya berkeringat. Saya tahu saya tidak sendirian dalam hal ini," kata Fey.

Lalu, ketika kita merasa sangat tidak nyaman dengan kemungkinan berselisih paham, kita bisa mencoba menghindarinya dengan segala cara.

Meskipun tidak ada seorang pun yang ingin bertengkar dengan pasangannya, konflik adalah bagian yang tak terhindarkan dari hubungan yang sejati.

Jika kita siap untuk terus menerus menggigit lidah atau menyimpan segala sesuatunya untuk menghindari pertengkaran, itu tidak sehat.

Baca juga: 7 Pekerjaan yang Cocok untuk Kamu yang Introvert

Kita mungkin mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa tidak pernah bertengkar adalah hal yang baik. Tetapi tidak demikian jika hal itu mengorbankan kejujuran dan ketulusan.

Kita tidak sepenuhnya jujur jika kita tidak dapat mengatakan/mengungkapkan kepada pasangan, ketika kita kesal atau merasa dirugikan.

Kemudian, seperti yang akan kita lihat selanjutnya, hal ini dapat muncul dengan cara yang merusak.

 

6. Menolak mengatakan ada hal-hal yang mengganggu

Gaya komunikasi berbeda bagi kita semua. Namun, introvert secara khusus lebih cenderung menjadi "tipe yang menderita dalam keheningan".

Sialnya, hal ini dapat meluas menjadi kebiasaan pasif-agresif untuk melampiaskan rasa frustrasi.

Sebagai contoh, seorang ekstrovert mungkin cuma mengalami sedikit kesulitan untuk mengatakan apa pun yang ada di pikiran.

Namun seorang introvert mungkin akan memberikan kita perlakuan diam atau bahkan merajuk.

Orang introvert sering kali mundur dan menarik diri saat dihadapkan pada situasi yang tidak nyaman.

Hal ini dapat menjadi masalah ketika hubungan yang sehat bertumpu pada komunikasi yang efektif.

Penelitian menunjukkan, orang introvert membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memproses informasi daripada orang ekstrovert.

Tidaklah salah jika si introvert membutuhkan waktu sebelum membicarakan sesuatu. Namun, meski mungkin menyakitkan, kita harus membicarakannya pada akhirnya.

Jika tidak, kita hanya akan menyembunyikan masalah hubungan di bawah karpet, tapi masalah itu tidak akan pergi ke mana-mana.

7. Tidak menjelaskan kebutuhan soal waktu sendiri

Di luar sana masih merupakan dunia yang ekstrovert. Jadi, kebutuhan tertentu dari orang introvert tidak selalu dipahami.

Baca juga: Bisakah Sesama Introvert Miliki Hubungan yang Bahagia?

Bahkan di antara para introvert, ada perbedaan besar dalam cara bertindak. So, jangan anggap remeh pasangan kita bakal memahami keinginan kita untuk mendapatkan ruang.

Jika kita tidak memberi tahu seseorang berapa banyak waktu yang kita butuhkan untuk menyendiri, dan cara yang kita sukai untuk memulihkan diri, pasangan bisa tersinggung.

Dia mungkin merasa penarikan diri adalah tentang dirinya dan hubungan yang sedang berlangsung, bukan tentang kebutuhan kita untuk menyendiri. 

Setiap orang menikmati tingkat kemandirian dan otonomi yang berbeda. Jadi, jangan berasumsi apa artinya bagi pasangan.

Bagi pasangan, kemandirian mungkin berarti satu malam sendirian setiap minggu, sedangkan dalam pikiran kita, itu mungkin minimal tiga malam. Sulit bukan?

8. Melakukan tindakan menghilang

Ini mungkin secara harfiah, atau bisa juga secara emosional.

"Ketika baterai saya hampir habis, saya masuk ke mode hibernasi," ungkap Fey.

"Itu berarti saya sering melakukannya: mengabaikan teks, mengabaikan panggilan telepon,
membiarkan pesan media sosial dalam kondisi sudah dibaca."

"Ini adalah hal yang rumit. Menurut saya, ada terlalu banyak tekanan dalam masyarakat teknologi modern untuk selalu aktif," sambung dia.

Penting untuk mengisi cangkir kita sendiri. Tetapi kita juga harus menunjukkan pertimbangan kepada orang lain.

Penting untuk mendiskusikan hal-hal seperti ini dengan pasangan, sehingga kita dapat saling memahami batasan masing-masing dengan cara yang terhormat.

Tapi, menjadi jauh atau melakukan tindakan menghilang akan menyebabkan keretakan hubungan.

Baca juga: Kualitas yang Membuat Introvert Unggul dalam Wawancara Kerja

9. Pakai introversi sebagai "kartu bebas dari penjara"

Introversi dapat memberikan kita kebutuhan tertentu dalam sebuah hubungan. Tapi kita tidak boleh menggunakannya sebagai "kartu bebas" untuk keluar dari hal-hal yang membuat kita takut.

Karena rasa takut dapat terlihat sangat mirip dengan introversi. "Kita tidak mengajak orang yang disukai keluar karena kita introvert, bukan?"

"Atau sebenarnya karena Anda takut?" sebut Fey.

Introversi bukanlah alasan kita untuk tetap berada di zona nyaman dalam hubungan. Jadi, penting untuk mendorong diri kita sendiri.

Itu berarti berbicara tentang perasaan dan pikiran kita, bahkan ketika itu berbeda.

Kita mungkin merasa malas untuk berbasa-basi dengan teman-teman pasangan kita, tetapi bukan berarti kita harus tinggal di rumah dan menghindarinya.

Apakah kita seorang introvert atau bukan, penting untuk bersandar pada pertumbuhan - demi diri sendiri dan juga hubungan yang lebih baik.

"Dan, harus diingat pertumbuhan tidak selalu nyaman," tegas Fey.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com