Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuntungan dan Kerugian Tidur Malam Bersama Kucing

Kompas.com - 27/09/2023, 07:09 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Tentu bukan hal yang mudah untuk melarang kucing kesayangan masuk ke dalam kamar.

Jika sudah begitu, bukan tak mungkin kita akan berbagi kasur dan tidur bersama hewan berbulu yang satu ini. 

Bak sejalan dengan sifatnya yang manja, kucing pun dipercaya dapat membawa ketenangan, dan mampu membuat pemiliknya rileks. 

"Kucing dikenal tenang dan tenteram. Bahkan ketenangan mampu melampaui semua pemahaman yang ada."

Demikian pendapat penulis Skotlandia, Muriel Spark, dalam karya klasik modernnya "A Far Cry From Kensington".

Meskipun mungkin pendapat Spark ini benar untuk beberapa kucing, namun terkadang ada pula kucing "berenergi" yang mengganggu dan tak kenal lelah.

Lalu data menunjukkan, lebih dari separuh pemilik hewan peliharaan di AS -sebagian besar pemilik kucing atau anjing- mengizinkan hewan peliharaan itu terlelap di kamar tidur.

Baca juga: Berapa Lama Kucing Bisa Bertahan Hidup?

Itulah data yang dikumpulkan Pusat Pengobatan Tidur, Mayo Clinic di Arizona, Amerika Serikat.

Lantas, muncullah pertanyaan lanjutan, apakah kebiasaan tidur dengan hewan peliharaan -dalam hal ini kucing- tak memiliki risiko bagi pemiliknya?

Amber Carter, dokter hewan dan anggota American Board of Veterinary Practitioners serta pemilik Klinik Perawatan Kucing di Ormond Beach, Florida, AS, berbicara khusus tentang hal ini.

Dia mengulas pandangannya soal membiarkan kucing tidur di tempat tidur. Apakah hal itu merupakan keputusan yang tepat untuk tidur nyenyak?

Kucing tidur rata-rata 12-18 jam sehari, tetapi jam tidur ini tidak berkorelasi dengan jam tidur manusia.

Kucing bukanlah hewan nokturnal -mitos umum tentang kucing-, melainkan hewan krepuskular, yang berarti kucing paling aktif saat senja dan fajar.

"Beberapa kucing lebih aktif di malam hari, tetapi itu tidak menjadikan kucing sebagai hewan nokturnal," demikian disebut oleh Animal Humane Society.

Di sisi lain, sudah menjadi pemahaman umum, hewan peliharaan dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan mental dan fisik dengan mengurangi stres dan mendorong kebiasaan sehat.

Baca juga: Jangan Cuek, Kenali 5 Tanda Kucing Butuh Diajak Bermain

Sebuah studi yang dilakukan oleh Human Animal Bond Research Institute (HABRI) menemukan, hewan peliharaan dapat membantu orang dengan masalah kesehatan mental merasa lebih aman.

"Hewan peliharaan merupakan sumber yang berharga dalam mengelola perasaan melalui pengalihan perhatian dari gejala dan pengalaman yang mengganggu."

"Peliharaan juga memberikan dorongan untuk beraktivitas," ungkap penelitian tersebut.

Terlepas dari dampak positif hewan peliharaan dalam kehidupan sehari-hari, jika kita sulit tidur atau memiliki kucing yang sangat aktif, kehadirannya di kamar tidur mungkin memiliki efek negatif bagi kesehatan.

 

Keuntungan

Ilustrasi kucing tidurPEXELS/ PIXABAY Ilustrasi kucing tidur

"Saya suka tidur dengan kucing saya," kata Carter mengawali pendapatnya mengenai bahasan ini seperti dikutip Newsweek.

"Tapi itu tidak selalu membuat tidur saya nyenyak."

"Kamu tahu kartun yang menunjukkan seseorang berbaring di tepi tempat tidurnya bersama beberapa kucing yang sedang tidur nyenyak? Itu sering terjadi di rumah saya."

Alasan utama untuk tidak mengurung hewan peliharaan di malam hari jelas adalah soal kebahagiaan.

Menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan pun terbukti dapat menurunkan kadar kortisol, menurut National Institutes of Health.

"Penelitian lain menemukan, hewan dapat mengurangi rasa kesepian, meningkatkan perasaan dukungan sosial, dan meningkatkan suasana hati."

"Membiarkan kucing berada di kamar tidur dapat meningkatkan ikatan yang kita miliki dengan kucing," kata Carter.

"Terutama jika kita bekerja di luar rumah sepanjang hari. Membiarkan kucing masuk ke kamar akan mengurangi jumlah batasan yang dipikirkan kucing."

Baca juga: Dampak Negatif Kesehatan Kucing yang Jadi Vegetarian

"Juga, meluangkan waktu untuk berbaring dan menghabiskan waktu relaksasi dengan kucing akan meningkatkan rasa saling percaya," sambung dia.

Beberapa penelitian menunjukkan terlalu sering terpapar kucing, terutama sejak usia muda, dapat membantu menurunkan risiko asma.

Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Allergy and Clinical Immunology pada tahun 2017.

Dibuktikan, interaksi dengan kucing berkontribusi pada penyerapan asam sialat pada anak.

Kondisi inilah yang secara alami tidak terjadi pada tubuh manusia, tetapi dapat mengatur reaksi inflamasi.

Namun, jika si anak memang sudah menderita asma dan memiliki kucing, bertambahnya bulu pada bantal memang dapat memperburuk gejala tersebut.

 

Kerugian

Ilustrasi kucing tidurPEXELS/ PIXABAY Ilustrasi kucing tidur

"Tidak semua kucing dan manusia merupakan kombinasi yang baik untuk menjadi pasangan tidur," kata Carter lagi. 

"Mungkin ada beberapa faktor yang dapat menganggu tidur kita," sebut dia.

Orang dewasa berusia antara 18-60 tahun membutuhkan tujuh jam atau lebih untuk tidur setiap malam, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

"Meskipun jumlah waktu tidur setiap hari adalah hal penting, tetapi aspek-aspek lain dari tidur juga berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan," demikian bunyi kutipan dari CDC.

"Kualitas tidur yang baik penting. Tanda-tanda kualitas tidur yang buruk termasuk tidak merasa beristirahat bahkan setelah cukup tidur."

"Atau, berulang kali terbangun di malam hari, dan mengalami gejala gangguan tidur -seperti mendengkur atau terengah-engah."

Baca juga: 6 Cara Menurunkan Berat Badan Kucing agar Lebih Sehat dan Panjang Umur

Penelitian selama 10 tahun di University of Minnesota's Stroke Institute di Minneapolis yang melibatkan 4.000 orang menemukan, pemilik kucing memiliki risiko kematian akibat serangan jantung 30 persen lebih rendah, dibandingkan dengan yang tidak memiliki kucing.

Meskipun kesimpulan penelitian menyebutkan demikian, namun kurangnya waktu tidur malah dapat meningkatkan risiko tersebut.

"Orang dewasa yang tidur kurang dari tujuh jam setiap malam lebih mungkin untuk mengakui adanya masalah kesehatan, termasuk serangan jantung, asma, dan depresi," demikian ulasan CDC.

"Beberapa masalah kesehatan ini meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke."

Nah, karena kucing tidak memiliki pola tidur yang linier, maka kucing dapat mengganggu tidur kita.

"Kucing dapat membangunkan kita pada berbagai jam di malam hari, mengais-ngais wajah kita," kata Carter.

"Kucing mungkin juga berpikir bahwa menyerang kaki, menjilati wajah, atau mengunyah rambut pada malam hari adalah permainan yang menyenangkan untuk mendapatkan perhatian."

Kucing bahkan mungkin menimbulkan sedikit ancaman pada keselamatan.

"Jika kucing tertidur lelap dan kita secara tidak sengaja menggulingkannya atau mengagetkannya, maka kucing bisa saja tiba-tiba terbangun dan menyerang -bukan karena agresi, melainkan hanya sebagai respons pertahanan yang normal," kata Carter.

"Lalu, suhu tubuh normal kucing lebih tinggi dari manusia," kata Carter.

"Jadi orang yang mudah kepanasan di malam hari mungkin akan merasa kepanasan dengan kucing yang tidur di sebelahnya."

"Kucing seperti botol air panas kecil, dan sedikit peningkatan suhu tubuh dapat membuat beberapa orang lebih sulit tidur."

Kiat berbagi tempat tidur dengan kucing

Jika kamu menyukai ide untuk tidur bersama kucing, namun ingin meminimalkan gangguan pada tidur, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu.

Menggunakan penyaring udara dapat meminimalkan masalah alergi atau iritasi yang ada di sekitar kamar tidur. 

Demikian kutipan dari Cleveland Clinic, yang juga merekomendasikan untuk mengganti seprai lebih sering.

"Bulu hewan peliharaan dan 'organisme jamur' bisa datang dari anjing, kucing, dan teman-teman berbulu lainnya," kata Carter.

"Mencuci seprai secara teratur, targetkan seminggu sekali, dapat mencegah benda-benda menjijikkan itu menumpuk."

Kita juga bisa mencoba melatih kucing untuk tidur di bagian tertentu dari tempat tidur.

"Pertimbangkan untuk menempatkannya di bagian tempat tidur yang berbeda sehingga tetap berdekatan tapi mungkin tidak terlalu dekat," demikian saran Cleveland Clinic.

"Kita juga dapat mempertimbangkan untuk meletakkan tempat tidur kucing di bagian bawah tempat tidur."

Jika kita ingin melatih anak kucing tidur di tempat tidur khusus, Carter merekomendasikan untuk segera memulainya.

"Sediakan beberapa pilihan tempat tidur lain di area yang disukai," kata dia.

Baca juga: Jenis Susu yang Tidak Boleh Diberikan pada Anak Kucing

"Saat pertama kali di rumah, kucing mungkin akan diisolasi di ruangan terpisah. Biasakan hewan itu dengan tempat tidur kucing yang empuk dan nyaman atau gubuk persembunyian."

"Kemudian kita dapat memindahkan tempat tidur itu ke area lain di rumah, saat kucing semakin besar."

Kucing yang lebih tua mungkin akan sedikit lebih sulit untuk memulai kebiasaan ini.

"Pada akhirnya, kita mungkin perlu menutup pintu kamar tidur," kata Carter.

"Dokter hewan mungkin juga dapat merekomendasikan atau meresepkan suplemen atau obat untuk membuat tidur malam hari lebih mudah bagi kucing," sambung dia.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com