Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Pemicu Rambut Rontok yang Mungkin Tak Disadari

Kompas.com - 03/10/2023, 14:30 WIB
Putri Aulia,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rambut rontok adalah masalah umum yang dialami oleh banyak orang, baik pria maupun wanita. Hal ini tentu membuat sebagian besar dari kita tidak nyaman.

Seseorang biasanya akan kehilangan sekitar 50-100 helai rambut setiap hari, dan ini adalah hal yang normal. Namun, jika kamu mengalami kerontokan yang berlebihan kamu perlu tahu faktor pemicunya.

Meskipun ada beberapa penyebab yang cukup umum seperti stres, ketidakseimbangan hormon, atau faktor genetik, ada juga faktor-faktor yang tak disadari berkontribusi pada kerontokan rambut.

  • Tidak melindungi rambut dari sinar matahari

Dokter kulit dari Medical Dermatology & Cosmetic Surgery Centers, Dendy Engelman mengatakan, paparan sinar matahari bisa mengakibatkan kerusakan pada lapisan pelindung rambut yang disebut kutikula.

Ini membuat sinar dan panas berbahaya dari matahari bisa meresap lebih dalam ke dalam batang rambut.

Selain itu, jika rambut tidak dilindungi dari paparan radikal bebas dan tidak ada antioksidan yang dapat menetralisasinya, hal ini dapat menyebabkan stres oksidatif yang serius pada tubuh, termasuk pada rambut.

Baca juga: Perawatan Rambut Ala Jepang untuk Atasi Rambut Rontok

  • Baru saja memiliki bayi

Ketika seorang wanita hamil, hormonnya bisa membuat rambutnya terasa lebih tebal, penuh, dan bersinar. Ini adalah hasil dari lonjakan hormon kehamilan.

Namun, setelah melahirkan, hormon-hormon ini akan berkurang dengan cepat, dan ini bisa menyebabkan rambut rontok.

Meski begitu, beberapa bulan setelah persalinan banyak wanita mengalami pemulihan dan rambut mereka kembali normal.

  • Mengonsumsi pil KB

Sama seperti saat hamil, penggunaan pil KB juga bisa memengaruhi tingkat hormon di dalam tubuh. Akibatnya, kemungkinan kita akan mengalami rambut rontok.

Hormon dapat mengganggu pola alami siklus pertumbuhan rambut, sehingga rambut bisa rontok lebih cepat dari biasanya atau tumbuh dengan kekuatan yang lebih lemah.

Secara umum, hormon yang paling berperan dalam hal ini adalah hormon androgen, seperti testosteron.

Itulah sebabnya American Hair Loss Association merekomendasikan pil KB dengan tingkat androgen yang rendah bagi mereka yang berisiko mengalami kerontokan rambut yang lebih tinggi.

  • Makanan yang dikonsumsi

Rambut memerlukan energi dan nutrisi yang besar untuk tetap dalam kondisi sehat.

Sel-sel di folikel rambut berkembang dengan lebih cepat daripada sel-sel tubuh lainnya dan proses pembentukan batang rambut dari keratin juga membutuhkan banyak energi.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang untuk memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dan rambut.

Kekurangan nutrisi, terutama vitamin B, seng, dan zat besi, dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut.

Kondisi menyebabkan folikel rambut memasuki fase hibernasi lebih awal dari yang seharusnya. Ini kemudian akan menyebabkan rambut rontok yang berlebihan.

Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan biotin yang dapat membantu menjaga kesehatan rambut dan kuku.

Baca juga: Bikin Sendiri, Semprotan Khusus ala Korea untuk Rawat Rambut

Penny James, seorang ahli trikologi menjelaskan, stres dapat mengganggu tingkat hormon, terutama kortisol, yang pada akhirnya bisa menyebabkan kerontokan rambut.

Meski begitu, jika kita bisa mengurangi stres, maka rambut akan berpotensi tumbuh kembali seperti semula.

Penny James merekomendasikan berbagai aktivitas seperti yoga atau meditasi untuk membantu mengurangi tingkat stres.

Memang disarankan untuk tidak terlalu sering mencuci rambut, tapi mencuci rambut terlalu jarang seperti sekali atau dua kali seminggu dan lebih mengandalkan dry shampoo berlebih juga bisa menyebabkan kerusakan pada rambut.

Pasalnya, penggunaan dry shampoo terlalu sering dapat menyebabkan folikel rambut tersumbat dan seiring waktu dapat berujung pada kerusakan permanen pada rambut.

Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan rambut, disarankan mencuci rambut minimal setiap tiga sampai empat hari sekali.

  • Selalu memakai topi

Memakai topi memang bermanfaat untuk melindungi rambut dari sinar matahari dan tekanan lingkungan.

Tapi topi juga ternyata juga bisa menyebabkan gesekan berulang-ulang pada area yang sama, terutama jika dipakai secara terus-menerus selama beberapa hari.

Gesekan berulang-ulang seperti ini dapat menarik rambut, yang pada akhirnya bisa menyebabkan peradangan pada folikel rambut.

Peradangan yang berlangsung terlalu lama dapat berpotensi menyebabkan kerusakan permanen, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan kerontokan rambut.

  • Gaya dan perawatan rambut

Cara kita mengatur gaya rambut setiap hari juga bisa berdampak pada kesehatan rambut.

Mengikat rambut dengan sangat kencang, kepang, atau menggunakan ekstensi rambut secara berulang dalam waktu yang alam bisa memberikan tekanan yang berlebihan pada folikel rambut.

Baca juga: Tips Lawan Rambut Rontok dan Ketombe dengan Kunyit

Tentu saja hal ini dapat menyebabkan rambut rusak, dan bahkan kerontokan permanen.

Selain itu, bahan kimia seperti pewarnaan atau pelurusan rambut bisa berdampak negatif. Hal ini karena produk kimia itu dapat merusak bahkan membunuh folikel rambut.

Demi mencegah proses yang berlebihan, direkomendasikan untuk membatasi perawatan kimiawi pada kulit kepala setiap 4-6 minggu

  • Terlalu sering menggunakan alat styling rambut

Kamu salah satu orang yang suka styling rambut seperti menggunakan alat pengeriting atau hair dryer?

Sebaiknya kamu perhatikan panasnya. Pasalnya, panas yang berlebih seperti diatas 230 derajat celcius, dapat menimbulkan kerusakan, dan membuat rambut semakin tipis.

Disarankan untuk mengatur panas alat styling rambut dengan panas yang sedang agar rambut tidak terbakar dan patah.

  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu

Banyak obat resep, terutama yang memengaruhi hormon, memiliki potensi untuk menyebabkan perubahan pada rambut.

Salah satu efek samping yang sering terjadi adalah terkait dengan obat anti jerawat, terutama yang mengandung retinol (vitamin A).

Selain itu, ada juga laporan bahwa beberapa krim anti-penuaan yang mengandung retinol bisa memiliki dampak pada kerontokan rambut.

Meskipun tidak sepenuhnya jelas bagaimana obat-obatan ini memengaruhi pertumbuhan rambut, gangguan pada siklus rambut adalah masalah yang sering terjadi sebagai dampaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com