Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warna-warni Kain Tradisional "Pasar Wastra" untuk Anak Muda

Kompas.com - Diperbarui 09/10/2023, 07:07 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

"Apalagi, selama ini jarang banget melihat wastra, seperti kain batik, yang memiliki warna-warna lebih cerah dan dianggap kuno," ungkap dia.

Kendati demikian, sampai sekarang pewarnaan yang digunakan masih menggunakan pewarna tekstil seperti remasol dan naprol.

"Namun, tidak menutup kemungkinan ke depannya Pasar Wastra akan mengeksplorasi lebih dalam soal pewarna alam yang lebih ramah lingkungan," ujar Anjas.

Pengembangan motif

Sementara itu, untuk motif, Anjas mengaku, sebagian besar kain mengalami pengembangan sesuai dengan jenis kain dan warnanya.

Baca juga: Sabun dan Sampo Ramah Lingkungan, 100 Persen Bebas Sampah

Misalnya, lanjut Anjas, ada kain bermotif parang yang kemudian dikembangkan dengan motif lainnya yang populer seperti bunga.

"Soal pakem kami sudah paham. Jadi untuk motif pun ada yang sebenarnya dibuat sendiri," sebut dia.

"Kami juga menjual kain-kain ini terbatas secara online, sehingga kemungkinan besar tidak ada orang yang bisa punya kain yang benar-benar sama," kata dia.

Untuk harga, Anjas menjelaskan kain batik proses cap dibanderol mulai dari Rp 250.000, sedangkan beberapa tenun memiliki harga sekitar Rp 300.000 sampai Rp 400.000.

Lalu, untuk batik tulis dihargai mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 600.000.

"Semua kain yang kami dijual bentuknya kain bentangan, tidak ada yang dijahit. Jadi fokusnya satu kain umurnya lebih panjang daripada kain yang dijahit," kata Anjas.

"Tapi kembali ke lagi pelanggan, kalau memang mau beli kain untuk dijahit ya silakan. Namun kampanye kami tetap mengangkat kain bentangan yang digunakan sebagai atasan maupun bawahan tanpa dijahit," ujar dia.

Lebih lanjut, Anjas menambahkan, perawatan kain-kain di Pasar Wastra sangatlah sederhana, yakni hanya perlu dicuci dengan menggunakan tangan saja dan dijemur tidak langsung kena sinar matahari.

"Cucinya jangan pakai mesin dan disarankan untuk tidak pakai pemutih, tapi kalau pakai sabun cuci biasa sejauh ini tidak ada masalah," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com