Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tren Dunia Kerja yang Dipopulerkan Gen Z, Utamakan Kesehatan Mental

Kompas.com - 20/10/2023, 13:04 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Gen Z memang memiliki keunikan sendiri, termasuk dalam perilakunya di dunia kerja.

Mereka adalah generasi yang amat menyadari pentingnya kesehatan mental dan kesejahteraan pribadinya.

Secara kolektif, kepribadian mereka berhasil mengguncang dunia profesional lewat cara-cara baru untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.

Belum lagi pengaruh media sosial dan kecanggihan teknologi yang amat berimbas pada keseharian mereka saat bekerja.

Misalnya dengan adanya konsep Working From Home (WFH), hybrid working, serta berbagai tren dunia kerja seperti quiet quitting.

Baca juga: Tak Hanya Gen Z, Milenial dan Baby Boomers Juga Rentan Gangguan Kesehatan Mental

Sepanjang tahun 2023 ini, ada sejumlah tren dunia kerja yang dipopulerkan oleh gen Z yang sempat viral di TikTok.

Apa saja?

Lazy girl jobs

Lazy girl jobs adalah istilah yang dipakai untuk mengacu pada pekerjaan yang memiliki sedikit tekanan tetapi tetap mendapatkan gaji yang bagus.

Pertama kali dipopulerkan oleh TikToker Gabrielle Judge pada Mei lalu, dengan memberikan contoh pekerjaan seperti account manager atau pekerjaan non-teknik di perusahaan teknologi.

Baca juga: 3 Pertanyaan Kunci untuk Memastikan Suatu Pekerjaan Cocok bagi Kita

“Ada banyak pekerjaan di luar sana yang bisa menghasilkan sekitar 60 hingga 80 ribu, jadi carilah gaji yang cukup nyaman, dan jangan melakukan banyak pekerjaan serta bekerja jarak jauh,” kata Judge.

@raeandzeebo Loving it???? #fyp #xyzbca #job #lazygirljob #corporate #9to5 #officelife #workbreak #VikingRise ? Summer Background Jazz - Jazz Background Vibes

Menurutnya, lazy girl job baik untuk mewujudkan working life balance dan bermafaat untuk para perempuan yang harus mengasuh anaknya.

“Saya benar-benar ingin orang-orang memahami bahwa waktu kita sangat berharga dan harus fokus pada upaya yang paling selaras dengan prioritas individu mereka, bukan perusahaan,” katanya.

Baca juga: 3 Tips Menjaga Keharmonisan Working Life Balance

Snail girl era

Tren ini adalah contoh perilaku Gen Z yang mengutamakan work-life balance dibandingkan hustle culture.

Contohnya, para perempyan yang memperlambar ritme kerjanya demi memprioritaskan perawatan diri dan kebahagiaan, bukannya mengejar kesuksesan tanpa henti.

Baca juga: Kenali Hustle Culture, Gila Kerja yang Bisa Berujung Kematian

Istilah snail girl dimunculkan oleh desainer Sienna Ludbey dalam konten Fashion Journal.

"Inner girlboss saya sudah mati dan era 'snail girl' saya telah dimulai," katanya.

Istilah tersebut langsung viral di TikTok dan ditonton lebih dari 33.000 kali sekaligus jadi inspirasi konten lainnya.

Warganet lalu mengaplikasikan snail girl era itu berupa rutinitas bersantai di pagi hari, berjalan-jalan, dan melakukan perawatan kulit.

@genevebenatar IS BOOKED AND BUSY CONTRIBUTING TO YOUR DIGESTIVE ISSUES AND ANXIETY?? In our world, being busy is often seen as a virtue, a sign of productivity. However, why is it that slowing down is labeled as lazy, when it can actually be the key to improving your health? Imagine a snail, moving at its own unhurried pace, making room for self-care and well-being. In a world where everything moves at lightning speed, she remains undisturbed, prioritizing herself. If you're someone who rushes through mornings, perhaps skipping breakfast and relying on coffee until lunch, you might find yourself constantly drained and fatigued. The never-ending hustle leaves no room for pause, and it takes a toll on your well-being. Enter snail girl era. Where she creates time and space for her well being. She makes a nourishing breakfast, she goes on a morning walk to reset her circadian rhythm. She chooses nutrients over restricting calories. That’s where she needs to be. Here with herself now, rather than everywhere all the time. #snailgirlera #holisticnutritionist #guthealth #slowingdown #health ? so this is love - soft girl aesthetic

"Tren snail girl adalah contoh lain dari keinginan karyawan untuk menolak hustle culture atau toxic office yang mendorong bekerja berjam-jam, selalu siap dan menghadapi manajer yang buruk," terang Michelle P. King, mantan direktur keberagaman dan inklusi Netflix.

Baca juga: 1 dari 5 Orang Merasa Tempat Kerjanya Toxic, Ada Apa?

Bare minimun monday

Content creator sekaligus founder startup, Marisa Jo Maye viral di TikTok setelah mengunggah konten "Bare Minimun Mondays".

Ia melakukannya dengan melakukan pekerjaan sesedikit mungkin pada hari pertama dalam seminggu untuk meminimalkan stres.

Baca juga: Cara CEO Google Jalani Senin Pagi agar Tetap Produktif, Mau Coba?

Dalam video yang ditonton lebih dari 170.000 kali itu, Marisa mengaku segalanya terasa berbeda setelah sebelumnya lebih sering stres di hari Senin akibat beban pekerjaan tidak realistis sehingga dirinya kelelahan.

"Ini benar-benar cara untuk memulai minggu ini dengan memprioritaskan diri Anda sebagai pribadi daripada diri Anda sebagai karyawan," katanya.

@itsmarisajo The story behind Bare Minimum Monday ???? #selfemployed #burnoutrecovery #selfemployedlife #worklifewellbeing #bareminimummondays #bareminimummonday ? Theme From A Summer Place - Percy Faith

"Ini secara radikal mengubah hidup saya, bukan karena produktivitas, tetapi karena rasa sayang pada diri sendiri," tandas Marisa.

Tren dunia kerja ini membuktikan kecenderungan Generasi Z yang menolak menjadi karyawan ideal dan lebih fokus pada kesehatan mental serta kesejahteraan dirinya.

Managing up

Andy Molinsky, seorang profesor perilaku organisasi di Brandeis International Business School, mengatakan, managing up adalah tentang mengelola hubungan dengan atasan untuk membuat pekerjaan sesuai dengan kebutuhan kita.

Baca juga: Atasan Memberi Pekerjaan di Luar Jobdesk? Begini Cara Menolaknya

Trik ini sudah lama ada di dunia kerja tapi kembali tren setelah viral di TikTok, menghasilkan 5,9 juta penayangan.

Para gen Z menerapkannya untuk mewujudkan working life balance dan memastikan tidak perlu ada lembur setelah jam kerja atau beban kerja di luar kewenangannya.

@jareenimam Gen Z advocating for a mental health day @jareenimam #genzcorporate #workculturematters #managingup #talkingtoyourboss #navigatingconflict #MickeyFriendsStayTrue ? Cumbia Buena - Grupo La Cumbia

"Managing up akan membuat hidup Anda jauh lebih mudah dan juga membantu memastikan Anda tidak membatalkan sesuatu karena pekerjaan," terang salah satu Tiktoker, @cecexie.

Boreout

Gen Z juga mempopulerkan tren Boreout yakni pemahaman jika pekerjaan yang mereka impikan sebelumnya rupanya adalah hal yang membosankan dan biasa saja.

Andrew Brodsky, seorang profesor manajemen di The University of Texas mengatakan kekecewaan tersebut memang banyak terjadi dunia profesional dan bisa sama berbahayanya dengan burnout.

Baca juga: Trik Meredakan Burnout di Kantor Sesuai Saran Psikoterapi

Boreut terjadi saat seseorang tidak terstimulasi oleh pekerjaannya sehingga menciptakan perasaan negatif terhadap pekerjaan itu.

@anxiousanditshows It pays the bills tho ????‍?? #newjob #corporate #broadcasting #boredom #passingthetime ? original sound - derp
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com