Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pilpres, Cara Membatasi Paparan Berita Politik agar Tidak Stres

Kompas.com - 23/10/2023, 18:30 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber nbc

KOMPAS.com - Isu politik yang semakin mendominasi menjelang pemilihan presiden (pilpres) bisa berdampak buruk pada kesehatan mental.

Faktor pemicu terbesarnya adalah paparan berita politik yang nyaris tanpa hentik.

Belum lagi perdebatan di media sosial yang kita saksikan, atau alami sendiri, akibat perbedaan pilihan.

Baca juga: Kiat Tanggapi Teman Media Sosial yang “Lebay” Beropini soal Politik

Konflik di internet itu bahkan kadang bisa merembet ke dunia nyata dan merusak hubungan kekeluargaan, persahabatan hingga romansa.

Dalam jangka panjang, situasi ini bisa memicu stres, atau dikenal pula sebagai election stress disorder.

Jelang pilpres, cara membatasi paparan berita politik yang bkin stres

Cara terbaik mencegah stres pemilu atau election stress disorder adalah membatasi asupan berita dan informasi terkait politik.

Bukan berarti tidak peduli sama sekali tapi kita perlu menakar jumlahnya agar bukan malah merusak kesehatan mental.

Baca juga: Berita Pilpres Bikin Stres? Awas Gejala Election Stress Disorder

Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:

Tetapkan batasan pribadi

Jennifer Douglas, asisten profesor klinis psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford University mengatakan, batasan tersebut baik untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan tidak membiarkan siklus berita yang penuh tekanan mendominasi hidup kita.

"Penting untuk mempertahankan perspektif dalam gambaran keseluruhan," terangnya.

Disarankan untuk lebih fokus pada interaksi yang efisien dengan isu yang kita pedulikan.

Baca juga: Isu Politik Sebabkan Produktivitas Karyawan Turun

Prinsip values-based living

"Semakin dekat tindakan Anda sehari-hari dengan nilai-nilai Anda, Anda akan semakin puas," terang Douglas, yang juga psikiater aktif.

Sementara itu, Lindsey Cormack, asisten profesor ilmu politik di Stevens Institute of Technology berpendapat stres pemilu bisa dikurangi dengan mengakuinya, membiarkannya berlalu dan melakukan apa pun yang kita bisa.

"Bagaimana cara Anda menyalurkan respons stres tersebut ke dalam tindakan?” katanya.

Baca juga: Ingin Terjun ke Politik? Caranya Bukan Hanya Jadi Politikus

Rehat media sosial

Ilustrasi media sosial Shutterstock/13_Phunkod Ilustrasi media sosial
“Syukurlah kita punya banyak kendali atas informasi yang kita gunakan untuk mengisi otak kita,” kata Teralyn Sell, seorang konselor profesional berlisensi.

Ia menyarankan, berhenti mengikuti feed berita negatif atau menonaktifkan akun media sosial untuk sementara waktu.

Baca juga: Waspadai, Ciri-ciri Gangguan Jiwa pada Calon yang Gagal di Pemilu

Batasi konsumsi berita

Menurut penelitian tahun 2018, orang Amerika rata-rata menghabiskan 11 jam sehari untuk mengonsumsi berita.

Hal tersebut bisa berdampak buruk khususnya di tahun-tahun politik.

“Carilah peluang untuk memutuskan hubungan dengan media, terutama jika Anda merasa putus asa, cemas, atau reaktif secara emosional," pesan Dana Udall, psikolog berlisensi AS.

"Berada dalam kondisi stres yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat membahayakan kesehatan fisik dan emosional Anda. "

Baca juga: Keluarga Bisa Tetap Akur walau Beda Pilihan Politik

Dianjurkan untuk beristirahat dan fokus pada hal yang bisa kita kendalikan secara langsung.

Hal itu dapat mengurangi dampak berita yang mengecewakan dan memungkinkan kita menjaga keseimbangan emosional.

Pasang alarm

“Tetapkan waktu khusus sekali sehari untuk memeriksa berita, dan atur pengatur waktu agar kita tetap berkomitmen,” kata Douglas.

Matikan push notifikasi yang tidak perlu karena akan mengganggu dan membuat kita terjebak.

"Hal ini akan menyebabkan otak kita melakukan pergeseran perangkat kognitif dari apa yang sedang kita kerjakan kemudian fokus pada berita," terang Douglas.

Baca juga: Doomscrolling, Keinginan untuk Selalu Menelusuri Berita Negatif

"Pergeseran rangkaian kognitif ini membutuhkan waktu dan energi mental, meskipun kita tidak menyadarinya pada saat itu. Kita perlu waktu untuk kembali ke pola pikir bekerja.”

Cek diri sendiri

Jika merasa kesal saat membaca berita atau perdebatan politik di media sosial, kita bisa menanyakan sejumlah pertanyaan penting pada diri sendiri.

“Tanyakan, 'Apakah artikel ini bermanfaat?' dan 'Apakah artikel ini nyata (atau mencerminkan kebenaran saya sendiri)?' Jika Anda menjawab 'tidak' untuk salah satu pertanyaan tersebut, izinkan diri Anda untuk melupakannya," pesan Sell.

Baca juga: Keluarga Bisa Tetap Akur walau Beda Pilihan Politik

Cari hobi baru atau nonton film lucu

Alihkan pikiran dari isu politik dengan melakukan hal baru atau yang mampu memberikan kebahagiaan.

Ilustrasi streaming film di laptop.Shutterstock Ilustrasi streaming film di laptop.

Misalnya, belajar bahasa baru atau menonton film komedi yang bukan selera kita.

“Ini akan memungkinkan otak Anda untuk beristirahat dari politik dan stres serta fokus pada sesuatu yang lebih positif meskipun hanya satu atau dua jam dalam seminggu," terang Sell.

Ubah dan kendalikan

Penting untuk memahami apa yang bisa kita kendalikan dan apa saja yang bisa dikontrol agar terhindar dari stres.

Baca juga: Bau Keringat Bisa Tentukan Lawan atau Kawan dalam Persaingan Politik

“Sebagian besar isu politik tidak dapat kita kendalikan dan kita juga tidak dapat mengubah keyakinan atau perasaan orang lain di sekitarnya," ujar Sell.

Menerima kenyataan tersebut akan menjadi pengingat yang kuat untuk tidak terjebak situasi yang bisa memicu perasaan tertekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com