Namun dalam situasi ini, orangtua harus lebih bijaksana memilih ucapan maupun perilakunya.
Ucapan Willy Dozan, misalnya, yang menyebut Rinoa sebagai sosok yang sensitif sehingga terkesan mengecilkan penderitaan korban, juga kurang pas.
"Kalau dalam konteks umum dan kemanusiaan sebenarnya kurang pas karena itu memang rekonsiliasi tapi masih dalam situasi yang membuat korban tidak nyaman," ujar Lucia.
Baca juga: 7 Cara Menolong Teman yang Jadi Korban KDRT
Apalagi jika korban memang cenderung lebih peka sehingga proses penyembuhan trauma biasanya akan lebih sulit, panjang dan lama.
Mengidentifikasi trauma korban seharusnya dilakukan profesional, bukan orang lain, apalagi orangtua pelaku.
"Secara psikologis ini menjadi perilaku tidak empatis," tandas Lucia.
"Akan lebih baik tidak memberikan penilaian dan argumentasi, terutama karena posisinya adalah orangtua pelaku," tambahnya.
Sebaliknya, orangtua pelaku harus mampu membela anaknya tanpa menghilangkan unsur mendidik.
Baca juga: Betharia Sonata Sujud demi Leon, Ini Cara Menangani Anak yang Lakukan Kekerasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.