Hindari hanya memberikan pujian saat ada hasil, misalnya jika nilai anak di sekolah mendapatkan A.
Berilah anak pujian untuk berbagai upaya, perkembangan, dan perilaku yang ditunjukkannya.
Misalnya, anak gagal ketika lomba. Berilah pujian karena dia mau dan berani menjalaninya meski belum berhasil. Sampaikan bahwa anak masih punya banyak kesempatan untuk lebih baik di waktu berikutnya.
Pujian-pujian ini akan memicu mereka bekerja lebih keras untuk mencapai tujuannya dan lebih sukses di masa mendatang.
Pujian tidak didaparkan secara tiba-tiba. Pastikan pujian diberikan pada konteks yang tepat pula.
Misalnya, jangan mengatakan anak hebat jika mereka tahu memang tidak bisa menyelesaikan sesuatu dengan baik.
Namun, pada situasi seperti ini, penting bagi orangtua tetap membantunya agar berbesar hati dan percaya diri.
"Besok, kamu pasti bisa lebih baik," misalnya.
Hindari pula memberi pujian secara berlebihan atau tidak sesuai tempatnya, karena itu sama saja dengan mengatakan pada anak bahwa mereka sudah cukup baik dan tidak perlu lagi berusaha.
Beri perhatian lebih pada hal-hal yang bisa dikerjakan anak dengan baik atau yang menjadi kekuatannya.
Pastikan mereka punya ruang lebih untuk mengembangkan kemahirannya itu.
Fokus pada kelebihan anak daripada kekurangannya akan membantu anak merasa lebih percaya diri terhadap dirinya sendiri dan akan menunjukkan perilaku yang juga lebih baik.
Ajari anak bahwa teman baik adalah orang-orang yang memperlakukan mereka dengan baik dan membantu mereka lewat kata-kata dan perbuatan.
Beri tahu anak bahwa mereka harus menghindari orang-orang yang senang mengganggu orang lain dan berperilaku buruk.
Kepercayaan diri anak akan tumbuh ketika mereka menyadari dirinya bermanfaat bagi orang lain.