Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedu, Parfum Memo Paris yang Terinspirasi Wilayah Kedu di Jawa Tengah

Kompas.com - 28/03/2024, 11:11 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Bagi banyak orang Indonesia, Kedu bukanlah wilayah yang populer dan bahkan tidak semua orang tahu di mana letaknya. Namun, daerah di Jawa Tengah ini ternyata menjadi salah satu inspirasi aroma parfum niche Memo Paris.

Memang bukan kebetulan bahwa Kedu dijadikan nama parfum. Pasalnya, Memo Paris adalah brand parfum yang koleksinya terinspirasi dari kenangan perjalanan pendirinya, John dan Clara Molloy. Adapun Kedu memiliki Gunung Merapi dan Candi Borobudur, yang merupakan tujuan wisata populer.

Karesidenan Kedu sendiri adalah satuan administrasi yang berlaku di Jawa Tengah pada masa penjajahan Hindia Belanda dan mencakup Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, dan Kabupaten Wonosobo. Saat ini, Karesidenan Kedu telah dihapus, tapi orang masih menyebut wilayah itu sebagai Kedu.

Dalam situsnya, Memo Paris menggambarkan Kedu sebagai Taman di Jawa, dataran subur yang dibatasi gunung berapi berusia berabad-abad. Di mana aroma wijen dan grapefruit tercium dan pohon-pohon palem dengan daun hijau mengkilap melambai.

Memo juga menggambarkan keberadaan Candi Borobudur yang diselimuti kabut menjulang tinggi bagaikan bunga teratai. Kubahnya yang menyala-nyala, melambangkan terbebasnya manusia dari nafsu.

Dikatakan bahwa orang bertobat yang melemparkan biji wijen ke dalam api di candi, jwanya akan disucikan. Karenanya, Memo Paris menyertakan aroma wijen panggang ke dalam parfum ini, hal yang tidak pernah ditemui sebelumnya.

Sedangkan Gunung Merapi memberi vitalitas, energi kuat yang mengalir, memberikan komposisi aroma yang mendalam dan luas.

Perfumer Alienor Massenet meracik Kedu dengan beberapa aroma pahit – grapefuit, wijen, dan mate – yang memberi Kedu dasar multidimensi yang memungkinkan aroma yang lebih halus dan manis secara bertahap muncul seperti relief di Borobudur. 

Di awal kita akan mencium aroma segar citrus yang didapatkan dari grapefruit, neroli dan Mandarin orange. Notes tengahnya diambil dari keharuman bunga mate, freesia, peony dan mawar yang muncul kemudian; sedangkan base notenya adalah wijen atau sesame, white musk dan moss.

Uniknya aroma grapefruit ini tidak hilang, tapi berpadu indah dengan wangi bunga-bunga yang muncul setelahnya. Sedangkan aroma wijen bergabung dengan mate membentuk komposisi yang hangat tapi segar.

Bagi John dan Clara Molloy, wewangian adalah sebuah perjalanan. Karenanya, setiap parfum dari Memo Paris menghadirkan aroma wewangian yang dibuat berdasarkan inspirasi dari tempat eksotik dari seluruh dunia, tak terkecuali Kedu. 

Baca juga: Apa Itu Parfum Niche dan Mengapa Makin Populer?

Parfum dari Memo Paris di Plaza IndonesiaKompas.com/Wisnubrata Parfum dari Memo Paris di Plaza Indonesia
"Parfum yang diciptakannya merupakan wujud dari emosi dan sensasi yang dirasakannya ketika mengunjungi tempat tersebut. Hal ini membuat aroma parfum Memo Paris sangat unik dan eksotik, serta memiliki hubungan yang kuat dengan jiwa dan batin," ujar Yovita, Brand Manager Memo Paris, Selasa (26/3/2024), saat pembukaan butik Memo Paris di Plaza Indonesia.

"Setiap varian parfum Memo Paris mempunyai kisah dan cerita perjalanannya masing-masing seperti varian Kedu yang terinspirasi dari perjalanan menuju Jawa tengah sehingga menghasilkan aroma perpaduan dari grapefruit, biji wijen, dan white musk," ujarnya. 

Menariknya, setiap botol parfum Memo Paris juga dilengkapi hiasan atau ornamen sesuai daerah yang menjadi inspirasinya. Untuk Kedu, botolnya bergambar kotak-kotak kecil yang mirip taburan wijen di kue-kue tradisional Jawa.

Butik baru

Adapun Memo Paris termasuk parfum niche, yaitu jenis parfum yang diproduksi dalam skala kecil dengan menggunakan bahan-bahan berkualitas hasil kurasi ke seluruh dunia, serta dipasarkan secara terbatas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com