Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-liku Jadi Kolektor Jersey Klasik, Tak Cuma Soal Pengiriman

Kompas.com - 16/06/2024, 11:32 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi kolektor sekaligus penjual jersey klasik tidaklah mudah. Setidaknya, ini yang dirasakan oleh Dewa.

Salah satu pendiri sekaligus kru toko Vintage 24 Football Shirts itu mengungkapkan, ada beragam lika-liku yang dirasakan untuk mengoleksi beragam jersey vintage ternama.

Dalam perjalanannya yang sudah berlangsung selama lebih dari lima tahun, ia pernah menghabiskan waktu berbulan-bulan hanya untuk negosiasi harga hingga lebih dari lima bulan.

"Pernah negosiasi dengan kolektor luar negeri, panjang prosesnya. Intinya belum deal  harga," ungkap dia.

Baca juga: Cerita Kolektor, Pernah Jual Jersey Klasik Maradona Seharga Rp 40 Juta

Masalah pembayaran hingga batal jual

Alotnya negosiasi tidak menjadi satu-satunya kendala yang dialami Dewa bersama rekan-rekannya selama menjual jersey klasik.

Misalnya,  pembayaran antarnegara umumnya dilakukan menggunakan paypal.

Booth Vintage 24 Football Shirts yang menjual jersey atau baju bola vintage dalam acara Sunday Space Market di MGP Space, Jakarta, Minggu (9/6/2024).KOMPAS.com/NABILLA RAMADHIAN Booth Vintage 24 Football Shirts yang menjual jersey atau baju bola vintage dalam acara Sunday Space Market di MGP Space, Jakarta, Minggu (9/6/2024).

Namun, tidak jarang para kolektor yang bertransaksi dengan Dewa enggan menggunakannya.

"Biasanya sudah match di harga, sudah deal, terkadang metode pembayaran (tidak sesuai). Terkadang mereka enggak mau paypal," ucap Dewa.

Meskipun negosiasi harga dan metode pembayaran sudah cocok sekalipun, perjalanan transaksi jersey klasik itu masih cukup panjang.

Baca juga:

Sebab, Dewa dan para kolektor masih harus menyelaraskan pilihan pengiriman, mengingat pengiriman dilakukan dari luar negeri.

Kerumitan pembayaran juga memiliki beragam masalah, termasuk para pembeli yang belum bayar hingga tenggat pembayaran, yakni tujuh hari.

Selain alasan kerumitan pembayaran dan pengiriman, tak jarang juga penjual membatalkan karena alasan "sepele". Misalnya, karena berubah pikiran untuk menjualnya. 

"Sudah deal, tapi dia tiba-tiba membatalkannya. Mungkin dia berpikir ulang karena jersey pemberian langsung dari pemainnya, atau pemberian dari keluarga," jelas dia.

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com